PSIKOLOGI SOSIAL

PENGARUH SOSIAL

Psikologi sosial adalah studi ilmiah tentang bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kelompok sosial. Bidang ini berfokus pada bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh kehadiran orang lain. 

Pengaruh sosial adalah proses melalui kehadiran nyata atau tersirat dari orang lain dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku individu.

KONFORMITAS 

Konformitas adalah kesesuaian perilaku atau tindakan mengubah perilaku seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain. 

Eksperimen yang dilakukan untuk menunjukkan konformitas dilakukan oleh psikolog sosial Muzafer Sherif yang membawa peserta ke ruangan yang gelap dan disinari oleh satu titik cahaya. Dalam kondisi tersebut, sebuah titik cahaya akan tampak bergerak karena gerakan kecil yang tidak disengaja dari objek. 

Penelitian mengenai konformitas juga dilakukan oleh Solomom Asch (1951) dengan mengumpulkan 7 peserta di sebuah ruangan. Mereka diperlihatkan dengan satu kertas putih dengan garis diatasnya dan beberapa kertas putih yang isinya terdapat garis dengan panjang yang berbeda-beda, kemudian mereka disuruh menentukan garis mana yang paling mirip dengan garis di kertas yang pertama. Pada eksperimen tersebut hanya peserta terakhirlah yang merupakan subjek dari eksperimen tersebut, peserta lainnya merupakan peserta sekutu atau peserta yang dijadikan alat dari eksperimen tersebut. Peserta sekutu ini diinstruksikan untuk mengambil kertas yang salah. Dengan cara inilah, peneliti bisa melihat apakah peserta yang sebenarnya akan menjawab dengan jawabannya sendiri atau malah mengikuti peserta-peserta disekitarnya. Ternyata peserta sebenarnya mengikuti jawaban dari peserta sekutu tersebut. Kemudian pada percobaan selanjutnya, Asch menemukan bahwa konformitas akan menurun jika hanya ada satu sekutu yang memberikan jawaban yang sudah diinstruksikan.

PERILAKU KELOMPOK

1. Group Think

Group think adalah jenis pemikiran yang terjadi ketika orang lebih mementingkan kekompakan kelompok daripada menilai fakta-fakta secara realistis. 

Group think terjadi karena :

    - Anggota kelompok mungkin merasa bahwa kelompok tidak dapat berbuat salah, benar secara moral, dan akan selalu berhasil, menciptakan ilusi kekebalan. 

    - Anggota kelompok juga cenderung memiliki pandangan stereotip terhadap mereka yang tidak setuju dengan pendapat kelompok. 

    - Anggota mencegah grup mendengar informasi yang mengganggu tetapi berpotendi berguna dari orang-orang di luar grup. 

Hal-hal yang dapat meminimalkan kemungkinan groupthink, yaitu pemimpin harus tetap tidak mekihal, dan seluruh kelompok harus mencari pendapat orang-orang di luar kelompok. Pemungutan suara pun harus dilakukan secara rahasia dan harus dijelaskan bahwa anggota kelompok akan bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat oleh kelompok. 

2. Polarisasi Kelompok

Polarisasi kelompok adalah kecenderungan anggota yang terlibat dalam diskusi kelompok untuk mengambil posisi yang agak lebih ekstrem dan menyarankan tindakan yang lebih berisiko jika dibandingkan dengan individu yang tidak berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Contohnya, juri mencoba untuk memutuskan ganti rugi hukuman selama persidangan perdata, jika juri ingin jumlah ganti rugi yang relatif rendah, maka setelah bermusyawarah jumlahnya bisa saja berkurang, begitupun sebaliknya. 

3. Fasilitasi Sosial dan Kemalasan Sosial 

Fasilitas sosial adalah kecenderungan kehadiran orang lain berdampak positif pada pelaksanaan tugas yang mudah. Gangguan sosial adalah kecenderungan kehadiran orang berdampak negatif pada pelaksanaan tugas yang sulit. Baik fasilitasi sosial maupun gangguan sosial, kehadiran orang lain berperan untuk meningkatkan gairah.

Kemalasan sosial adalah kecenderungan orang untuk melakukan sedikit usaha dalam tugas sederhana ketika bekerja dengan orang lain pada tugas itu. Alasannya adalah karena lebih mudah bagi orang yang malas untuk menyembunyikannya kemalasannya saat bekerja dalam kelompok, karena kecil kemungkinan individu tersebut akan dievaluasi sendirian. Tetapi ketika pemalas sosial bekerja sendiri, fokus evaluasi akan tertuju pada orang itu saja, sehingga seorang pemalas tersebut akan bekerja lebih keras karena tidak ada orang lain yang dapat dialihkan pekerjaannya. Kemalasan sosial sangat bergantung pada asumsi bahwa tanggung jawab pribadi untuk suatu tugas sangat berkurang ketika bekerja dengan sekelompok orang lain. 

4. Deindividuasi

Deindividuasi adalah berkurangnya identitas pribadi, pengendalian diri, dan rasa tanggung jawab pribadi yang dapat terjadi dalam suatu kelompok. Biasanya individu akan lebih cenderung bertindak impulsif, jika mereka yang berada di kerumunan merasakan tingkat anonimitas (tidak dikenal dan tidak teridentifikasi).

KEPATUHAN

Kepatuhan terjadi ketika orang mengubah perilakunya sebagai akibat dari orang atau kelompok lain yang meminta atau mengarahkan mereka untuk berubah. Ini beberapa teknik kepatuhan :

1. Teknik Foot-In-The-Door

Teknik foot-in-the-door adalah teknik dengan kecenderungan orang-orang meminta komitmen atau permintaan kecil, setelah mendapatkan kepatuhan mereka akan meminta komitmen atau permintaan yang lebih besar. 

2. Teknik Door-In-The-Face

Teknik door-in-the-face adalah teknik dengan kecenderungan seseorang meminta permintaan yang lebih besar dan ditolak, kemudian mereka akan meminta permintaan yang lebih kecil  dan lebih masuk akal yang sering kali dipatuhi. Contohnya, Ibu menyuruh kita untuk bekerja menggantikan pekerjaannya kemudian seorang anak menolaknya, lalu Ibu meminta seorang anak tersebut untuk membersihkan rumah saja yang kemungkinan besar akan diterima oleh sang anak tersebut. 

3. Teknik Lowball 

Teknik lowball adalah teknik degan kecenderungan orang-orang mendapatkan komitmen dari seseorang dan kemudian komitmen tersebut akan meningkat. 

Contoh : Seseorang menggunakan layanan televisi berbayar dengan harga awal yang terjangkau, kemudian seseorang tersebut setiap bulannya malah membayar dengan biaya yang lebih besar karena terdapat biaya tambahan atau pajak yang ditambahkan ke tagihan tersebut. 

    Perbedaan Budaya Dalam Kepatuhan 

    Perbedaan budaya yang ada menyebabkan seseorang rentan terhadap teknik-teknik kepatuham. Bisa dilihat teknik foot-in-the-door, cenderung ditunjukkan bahwa orang-orang dalam budaya individualistis daripada orang-orang dalam budaya kolestivistik. 

KETAATAN

Ketaatan terjadi ketika seseorang mengubah perilaku seseorang atas perintah figur otoritas. Ketaatan ini ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Milgram. Pada penelitiannya, Milgram merekrut orang-orang yang diberi tahu bahwa mereka akan berpartisipasi dalam percobaan untuk menguji efek hukuman terhadap perilaku belajar. Subjek dari penelitiannya yaitu guru dengan alat penelitiannya yaitu siswa. Guru duduk di depan sebuah mesin di mana efek kejut akan diatu dan diubah tingkatannya. Untuk setiap kesalahan yang dibuat oleh siswa, guru diinstruksikan untuk menaikkan tingkat kejut sebesar 15 volt. Siswa akan mengeluarkan suara tidak nyaman, berteriak, ataupun diam seolah tak sadarkan diri (suara ini hanyalah serangkaian respons audio yang direkam bukan suara langsung dari siswa terebut). Saat guru enggan melanjutkan memberikan kejutan, pelaku eksperimen dengan jas lab putih akan berkata "Eksperimen mengharuskan anda untuk melanjutkan" dan mengingatkan guru bahwa pelaku eksperimen akan bertanggung jawab penuh atas keselematan siswa. Pada eksperimennya ini, Milgram tidak percaya bahwa efek kepatuhan akan berefek besar terhadap otoritas. 


KOGNISI SOSIAL

Kognisi sosial adalah proses mental yang digunakan orang untuk memahami dunia sosial di sekitar mereka. Kognisi sosial berfokus pada cara orang berpikir tentang orang lain dan bagaimana kognisi tersebut memengaruhi perilaku terhadap orang lain tersebut. 

    SIKAP

Sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara positif dan negatif terhadap seseorang, objek, ide, atau situasi tertentu. Sikap bukanlah hal yang didapat dari lahir, melainkan melalui pengalaman dan interaksi dengan orang sekitar. 

        Model ABC dari Sikap

        1. Komponen Afektif dari sikap adalah cara seseorang merasa terhadap objek, orang, atau situasi. Komponen afektif adalah komponen emosional. Contohnya, seseorang merasa meminum coklat panas akan menenangkan pikirannya. 

        2. Komponen Perilaku dari sikap adalah tindakan yang dilakukan seseorang sehubungan dengan orang, objek, atau situasi. Contohnya, seseorang yang merasa minuman coklat panas akan menenangkan pikirannya, maka mereka akan membeli dan menyetok minuman bubuk coklat tersebut. 

        3. Komponen Kognitif dari sikap adalah cara seseorang berpikir tentang dirinya sendiri, objek, atau situasi. Pikiran atau kognisi inilah termasuk ke gagasan tentang fokus sikap. Contohnya, pecinta minuman coklat panas mungkin percaya bahwa coklat panas lebih enak daripada minuman kopi panas. 

        Pembentukan Sikap

        Pembentukan sikap adalah hasil dari sejumlah pengaruh dari aspek yang berbeda dengan satu kesamaan, dimana semuanya dapat membentuk suatu pembelajaran

        - Kontak langsung, salah satu cara pembentukan sikap adalah melalui kontak langsung dengan orang, ide, situasi, atau objek yang menjadi fokus sikap. Contohnya, seseorang anak yang mencoba memakan coklat kemudian akan membentuk sikap positif terhadap coklat tersebut karena rasanya yang manis dan enak.

        - Instruksi langsung, cara lain pembentukan sikap adalah melalui instruksi langsung, baik oleh orang tua atau individu lain. Contohnya, orang tua dan guru memberi tahu kepada anak bahwa membully teman di sekolah merupan tindakan yang tidak baik.

        - Interaksi dengan orang lain, sikap juga terbentuk karena orang tersebut berada di sekitar orang lain yang memiliki sikap tersebut. Contohnya, ketika seorang anak bergaul dengan anak yang memiliki sikap yang baik dan rajin belajar, maka anak tersebut akan bersikap yang sama dengan temannya tersebut.

        - Vicarious Conditioning (observational learning), sikap dipelajari melalui pengamatan terhadap tindakan dan reaksi orang lain terhadap berbagai objek, orang, atau situasi. Sikap tidak hanya dipengaruhi oleh orang lain dalam dunia langsung, tetapi juga oleh sistem pendidikan dan media massa. Contohnya, seorang anak suka menonton kartun yang menggunakan bahasa inggris, kemudian anak tersebut lama-kelamaan akan mudah mengerti kosakata bahasa inggris tersebut.

        Perubahan Sikap

        Sikap dapat berubah dengan upaya persuasi. Ada beberapa faktor yang penting dalam upaya persuasi, yaitu sebagai berikut :

        - Sumber (source), komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan. Ada kecenderungan kuat untuk memberi pesan lebih kepada orang yang dianggap ahli, serta orang yang tampak dapat dipercaya, menarik, dan mirip dengan orang yang menerima pesan.

        - Pesan (message), pesan sebenarnya harus jelas dan terorganisir dengan baik.

        - Audiens sasaran, karakteristik orang-orang yang menjadi sasaran pesan persuasi juga penting dalam menentukan keefektifan pesan. Misalnya, faktor dari usia penonton.

        - Media (medium), bentuk pesan yang diterima seseorang juga penting. Contohnya, melihat berita kasus di media sosial lebih menarik daripada di koran.

        Dissonansi Kognitif 

        Dissonansi kognitif adalah rasa tidak nyaman atau tertekan yang terjadi ketika perilaku seseorang tidak sesuai dengan sikap orang tersebut. Ada 3 hal dasar yang dapat dilakukan orang untuk mengurangi disonansi kognitif :

        1) Ubah perilaku mereka yang bertentangan agar sesuai dengan sikap mereka.

        2) Ubah kognisi mereka yang bertentangan untuk membenarkan perilaku mereka.

        3) Bentuk kognisi baru untuk membenarkan perilaku mereka. 

    PEMBENTUKAN KESAN

    Pembentukan kesan adalah pembentukan pengetahuan pertama yang dimiliki seseorang tentang orang lain. Pertama kali orang bertemu seseorang, mereka membentuk kesan tentang orang itu, biasanya dilihat berdasarkan penampilan fisik saja, walaupun itu tidak bertahan karena akan ada informasi lain yang bertentagan tenaang orang itu.

        Kategorisasi sosial 

        Kategorisasi sosial adalah penugasan orang ke dalam suatu kategori atau kelompok tertentu berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimiliki orang baru dengan kelompok lain yang pernah dialami oleh orang yang mempersepsi sebelumnya. Katgeorisasi sosial ini terjadi secara otomatis. Kategorisasi sosial dapat menghasilkan stereotip, keyakinan bahwa serangkaian karakteristik dimiliki bersama oleh semua anggota kategori sosial tertentu. Stereotip sangat membatasi, sehingga menyebabkan orang salah menilai seperti apa orang lain dan akibatnya sering memperlakukan mereka secara berbeda. Cara untuk menghindari stereotip adalah dengan menyadarinya dan menerapkan sedikit pemikiran kritis. 

        Teori Kepribadian Implisit 

        Teori kepribadian implisit adalah teori yang menetapkan asumsi tentang bagaimana berbagai jenis orang, sifat kepribadian, dan tindakan terkait satu sama lain. Dengan adanya teori kepribadian implisit, maka ini akan membantu mengatur skema tentang "tipe" orang tertentu. Untuk mengukur sikap implisit dirancanglah Tes Asosiasi Implisit (IAT). Tes ini diambil dengan komputer, untuk mengukur tingkat hubungan antara pasangan konsep tertentu. 

    ATRIBUSI

    Atribusi adalah proses menjelaskan baik perilaku sendiri maupun perilaku orang lain. Teori atribusi dikembangkan oleh psikolog sosial Fritz Heider (1958) sebagai cara yang tidak hanya menjelaskan mengapa sesuatu terjadi tetapi juga mengapa orang memilih penjelasan perilaku tertentu yang mereka lakukan. 

    Penyebab Perilaku 

    1. Penyebab Situasional, penyebab perilaku yang dikaitkan dengan faktor eksternal, seperti keterlambatan, tindakan orang lain, atau beberapa aspek lain dari situasi. 

    2. Penyebab Disposisi, penyebab perilaku yang dikaitkan dengan faktor internal seperti kepribadian atau karakter. 

    Kesalahan Atribusi Dasar

    Bias astribusi yang paling terkenal yaitu kesalahan atribusi mendasar, yaitu kecenderungan orang yang mengamati tindakan orang lain untuk melebih-lebihkan pengaruh faktor internal dalam menentukan perilaku dan meremehkan faktor situasional. Terdapat juga bias aktor-pengamat, orang cenderung menjelaskan tindakan orang lain berdasarkan jenis orang seperti apa mereka daripada mencari penyebab luar, seperti pengaruh atau situasi sosial. 

Strategi untuk menimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam atribusi :

    1. Memperhatikan berapa banyak orang lain yang melakukan hal yang sama. 

    2. Memikirkan tentang apa yang akan kita lakukan dalam situasi yang sama.


INTERAKSI SOSIAL 

Bagian ketiga dari psikologi sosial yaitu interaksi sosial dengan orang lain, atau hubungan antara orang-orang, baik santai maupun intim. Interaksi sosial meliputi prasangka dan diskriminasi, menyukai dan mencintai, dan perilaku agresi dan prososial. 

1. Prasangka dan Diskriminasi

Prasangka adalah sikap negatif yang dimiliki oleh seseorang tentang anggota kelompok sosial tertentu. Sedangkan diskriminasi adalah perlakuan yang berbeda karena prasangka terhadap kelompok sosial tempat mereka berada. Prasangka adalah sikap, dan diskriminasi adalah perilaku yang dapat dihasilkan dari sikap tersebut.

Jenis-jenis Prasangka dan Diskriminasi 

Macam-macam prasangka :

1). Ageism : sikap prasangka terhadap orang tua atau remaja. 

2). Seksisme

3). Rasisme : prasangka terhadap orang-orang dalam etnis yang berbeda.

4). Prasangka terhadap perbedaan agama.

5). Prasangka terhadap perbedaan tingkat ekonomi.

6). In group : kelompok sosial dengan siapa seseorang mengidentifikasi "kita".

7). Out group : kelompok sosial dengan siapa seseorang tidak mengidentifikasi, "mereka".

Scapegoating

Konflik antar kelompok biasanya lebih besar ketika ada tekanan atau tekanan yang lain terjadi, seperti perang, kesulitan ekonomi, atau ketidakberuntungan lainnya.  Ketika tekanan seperti itu ada, kebutuhan untuk mencari kambing hitam menjadi lebih kuat. Kambing hitam adalah orang atau kelompok, biasanya anggota atau anggota kelompok luar, yang berfungsi sebagai sasaran frustasi dan emosi negatif anggota kelompok dalam. 

Asal Prasangka

1. Teori Konflik Realistik adalah teori yang menyatakan bahwa prasangka dan diskriminasi akan meningkat antara kelompok-kelompok yang berkonflik atas sumber daya yang terbatas. 

2. Teori Identitas Sosial adalah teori dimana pembentukan identitas seseorang dalam kelompok sosial tertentu dijelaskan oleh kategorisasi sosial, identitas sosial, dan perbandingan sosial. 

    -Proses pertama, kategorisasi sosial yaitu orang-orang cenderung menetapkan kategori kepada orang lain untuk membantu mengatur informasi tentang orang lain.

    -Proses kedua, identitas sosial seseorang yaitu bagian dari konsep diri termasuk pandangan seseorang tentang diri sebagai anggota dari kategori sosial tertentu.

    -Proses ketiga, perbandingan sosial yaitu dimana orang membandingkan diri mereka dengan orang lain untuk meningkatkan harga diri mereka sendiri. 

3. Kerentanan Stereotipe marupakan efek kesadaran orang tentang stereotip yang terkait dengan kelompok sosial mereka terhadap perilaku mereka. 

Mengatasi Prasangka

Cara terbaik untuk mengatasi prasangka yaitu belajar tentang orang lain dengan melakukan kontak langsung dengan meraka dan memiliki kesempatan untuk melihat mereka sebagai manusia daripada "sebagai orang luar atau orang asing".

Ada cara lain untuk mengatasi prasangka, yaitu :

    1). Kontak status yang sama, yaitu kontak antara kelompok, dimana kelompok memiliki status yang sama dengan tidak ada kelompok yang memiliki kekuasaan dari yang lain. 

    2) Ruang kelas jigsaw, salah satu cara dimana setiap individu diberikan hanya sebagian dari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, menyebabkan individu yang terpisah dipaksa untuk bekerja sama untuk menemukan solusinya. 


2. Atraksi Interpersonal

Ketertarikan interpersonal adalah menyukai atau memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Berikut adalah beberapa faktor yang terlibat dalam mempengaruhi atraksi interpersonal :

    1) Daya Tarik Fisik, ketika orang berpikir tentang apa yang menarik mereka kepada orang lain.

    2) Kedekatan, semakin dekat orang-orang secara fisik, semakin besar kemungkinan mereka menjalin hubungan. Kedekatan mengacu secara fisik dengan orang lain. 

    3) Kesamaan, orang cenderung suka berada di sekitar orang lain yang mirip dengan mereka dalam beberapa hal.

    4) Timbal Balik dari Rasa Suka, kecenderungan orang untuk menyukai orang lain yang menyukai mereka sebagai balasannya. 

    5) Hubungan Interpersonal Online


3. Mencintai

Cinta mengacu pada kasih sayang yang kuat untuk orang lain karena kekerabatan, ikatan pribadi, ketertarikan seksual, kekaguman, atau kepentingan bersama. 

Tiga komponen cinta (Sternberg)

    1) Keintiman, mengacu pada perasaan kedekatan yang dimiliki seseorang dengan orang lain atau perasaan memiliki ikatan emosional yang erat dengan orang lain. Keintiman ini bukan dari aspek fisik melainkan psikologis.

    2) Gairah, aspek fisik dari cinta. Mengacu pada gairah emosional dan seksual yang dirasakan seseorang terhadap orang lain. Berpegangan tangan, tatapan penuh cinta, dan pelukan merupakan bentuk dari gairah.

    3) Komitmen, melibatkan keputusan yang dibuat seseorang tentang suatu hubungan. Keputusan ini bisa saja jangka pendek dan jangka panjang.

Cinta Segitiga

Hubungan cinta antara dua orang dapat melibatkan satu, dua, atau ketiga komponen cinta dalam berbagai kombinasi. Terdapat 3 jenis cinta, yaitu :

    1) Cinta romantis yang lebih akrab, ketika keintiman dan gairah digabungkan.

    2) Cinta pendamping, ketika keintiman dan komitmen menjadi komponen utama dari suatu hubungan. 

    3) Cinta yang sempurna, ketiga ketiga komponen digabungkan. 


4. Agresi 

Agresi adalah ketika seseorang menyakiti atau mencoba menghancurkan orang lain dengan sengaja, baik dengan kata-kata atau perilaku fisik. Salah satu penyebab umum perilaku agresif adalah frustasi, ini terjadi ketika seseorang terhalang untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Tetapi penelitian mengungkapkan bahwa garesi adalah naluri dasar manusia, bagian dari naluri kematian kita. 

> Ada beberapa bukti bahwa agresi manusia memiliki dasar genetik.

> Ada juga pengaruh kimia pada agresi.

> Perilaku agresif juga dipelajari dengan melihat model agresif diperkuat untuk perilaku agresif mereka. 

> Perilaku agresif juga dapat meningkat karena peran sosial seseorang.

> Melalui media juga dapat meningkatkan perilaku agresif.


5. Perilaku Prososial 

Perilaku prososial adalah perilaku yang diinginkan secara sosial yang menguntungkan orang lain daripada merugikan mereka. 

> Altruisme, salah satu bentuk perilaku prososial yang membuat orang merasa nyaman dengan orang lain dengan cara membantu seseorang dalam kesulitan tanpa mengharapkan imbalan dan seringkali tanpa rasa takut akan keselamatan diri sendiri. 

Terdapat juga penolakan untuk membantu orang lain, yang dapat dipengaruhi secara negatif oleh kehadiran orang lain daripada ketidakpedulian atau kurangnya simpati serta juga dipengaruhi oleh penilaian individu terhadap situasi. 


CONTOH PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI :

1. Seorang anak suka menonton kartun yang menggunakan bahasa inggris, kemudian anak tersebut lama-kelamaan akan mudah mengerti kosakata bahasa inggris tersebut. (Vicarious Conditioning)

2. Juri mencoba untuk memutuskan ganti rugi hukuman selama persidangan perdata, jika juri ingin jumlah ganti rugi yang relatif rendah, maka setelah bermusyawarah jumlahnya bisa saja berkurang, begitupun sebaliknya. (Polarisasi Kelompok)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi Humanistik

Gangguan Psikologis

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI MODERN