KOGNISI

 

Source : https://images.app.goo.gl/mXxwLKdQH5G4K5xd7

Berpikir (kognisi) adalah aktivitas mental yang berlangsung di otak ketika seseorang sedang mengatur dan berusaha untuk memahami informasi dan mengkomunikasikannya kepada orang lain. 

ASPEK-ASPEK BERPIKIR 

1. GAMBAR MENTAL

Representasi mental yang berdiri untuk objek atau peristiwa dan memiliki kualitas seperti gambar. Dibutuhkan waktu lebih lama untuk melihat gambar mental yang lebih besar atau jauh dari pada yang lebih kecil. Area yang diaktifkan selama citra visual adalah subjek yang diaktifkan selama persepsi visual dengan kesamaan terbesar di daerah frontal dan parietal daripada daerah temporal dan oksipital.

2. Konsep dan Prototipe

Konsep adalah ide yang mewakili kelas atau kategori objek, peristiwa, atau aktivitas. Konsep tidak hanya berisi bagian penting dari objek atau peristiwa yang terpikirkan orang lain, tetapi juga memungkinkan identifikasi onjek atau peristiwa baru yang mungkin akan sesuai dengan konsep tersebut. 

Konsep formal : konsep yang memiliki definisi sangat ketat atau spesifik.

Konsep alami : konsep yang dibentuk orang bukan sebagai hasil dari aturan yang kuat melainkan hasil dari pengelaman dengan konsep di dunia nyata. 

Prototipe adalah contoh konsep yang sangat cocok dengan karakteristik dari definisi konsep tersebut. Contohnya, games biasanya hal-hal yang berisi permainan yang menyangkan dan seru, biasanya juga dimainkan oleh 2 orang (tetapi tidak semua permainan seperti ini)

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. TRIAL AND ERROR (Mechanical Solutions)

Metode pemecahan masalah di mana satu demi satu solusi yang dicoba sampai solusi yang berhasil ditemukan. 

Contohnya : Sinta lupa PIN akun googlenya, kemudian dia mencoba satu demi satu kombinasi hingga dia menemukan kombinasi yang berfungsi untuk membuka aku google tersebut. 

2. ALGORITMA

Prosedur langkah demi langkah yang spesifik untuk memecahkan jenis masalah tertentu. Algoritma akan selalu menghasilkan solusi yang benar dan memakan waktu yang cukup banyak. Algoritma juga banyak ditemukan di komputer.

Contohnya : seorang pustakawan yang mengatur buku di rak buku sesuai dengan urutan abjad dalam setiap kategori. 

3. HEURISTIKA

Heuristik adalah aturan sederhana yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang rumit. Heuristik ini berupa tebakan yang berdasarkan pengalaman sebelumnya yang membantu mempersempit solusi untuk suatu masalah. 

  • Heuristik Representatif : mengkategorikan dan mengasumsikan objek tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan anggota kategori tertentu, dimana anggota tersebut merupakan anggota yang berada pada kategori tersebut. Heuristik ini dapat menyebabkan kesalahan karena mengabaikan tingkat dasar.
  • Avaibability Heuristic : didasarkan pada perkiraan frekuensi atau kemungkinan suatu peristiwa berdasarkan seberapa mudah mengingat informasi yang relevan dari memori atau seberapa mudahnya bagi kita untuk memikirkan informasi terkait. 
  • Working Backward : Heuristik berguna yang selalu berhasil adalah bekerja mundur dari tujuan (berpikir ke belakang). Misalnya, jika kita ingin mengetahui cara terpendek untuk sampai ke kafe di kota.
  • Subgoal : mengambil solusi dengan cara memecah tujuan menjadi sub-tujuan sehingga setiap sub tujuan tercapai. 

4. WAWASAN

Solusi untuk suatu masalah yang muncul tiba-tiba di pikiran kita. Kita menyadari bahwa masalah ini mirip dengan masalah lain yang kita sudah tau cara menyelesaikannya atau mungkin melihat suatu benda dapat digunakan untuk tujuan yang berbeda dari aslinya. 

HAMBATAN UMUM DALAM PENYELESAIAN MASALAH

1. KETETAPAN FUNGSIONAL

Salah satu kesulitan pemecahan masalah melibatkan pemikiran tentang objek berkaitan dengan kekhasan objek tersebut.
Contoh : obeng memiliki fungsi untuk melonggarkan dan mengencangkan sekrup sehingga ketika kita membutuhkan benda untuk mengencangkan sekrup kita langsung berpikir bahwa kita membutuhkan obeng.

2. SET MENTAL

Kecenderungan orang untuk bertahan menggunakan pola pemecahan masalah yang sudah pernah dilakukan di masa lalu. 
Contoh : seorang tukang memotong kayu dengan gergaji manual padahal terdapat gergaji yang sekarang sudah bida menggunakan mesin. 

3. BIAS KONFIRMASI

Penghalang lain untuk pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang efektif. Ini disebut juga sebagai kecenderungan untuk mencari bukti yang sesuai dengan keyakinan, tetapi mengabaikan bukti sebaliknya. 
Contoh : Ketika kita memiliki idola artis yang menggunakan narkoba, tetapi kita tetap menyangkal bahwa artis tersebut merupakan orang baik-nbaik yang tidak mungkin melakukan hal seperti itu. 

KREATIVITAS 

Kreativitas adalah memecahkan masalah dengan menggabungkan ide atau perilaku dengan cara yang baru. 
  • Pemikiran konvergen : jenis pemikiran di mana suatu masalah dipandang hanya memiliki satu jawaban, dan semua garis pemikiran pada akhirnya akan mengarah pada jawaban tunggal itu, dengan menggunakan pengetahuan dan logika sebelumnya. 
  • Berpikir divergen : jenis pemikiran di mana seseorang mulai dari satu titik sampai muncul banyak ide atau kemungkinan yang berbeda berdasarkan titik tersebut. 
Orang yang memiliki kreativitas sebenarnya cukup normal (menurut Csikszentmihalyi 1997) :
  1. Orang kreatif biasanya memiliki pengetahuan luas tentang banyak subjek dan pandai menggunakan mental imagery.
  2. Orang-orang kreatif tidak takut untuk menjadi berbeda, mereka biasanya akan lebih terbuka terhadap pengalaman baru daripada kebanyakan orang, dan mereka cenderung memiliki mimpi dan gambaran yang lebih bervariasi daripada orang lain.
  3. Orang kreatif menghargai kemandirian mereka
  4. Orang kreatif seringkali tidak konvensional dalam pekerjaannya, tetapi tidak sebaliknya. 

INTELEGENSI

Kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar dari pengalaman seseorang, memperoleh pengetahuan, dan menggunakan sumber daya secara efektif dalam beradaptasi dengan situasi baru atau memecahkan masalah. 

THEORIES OF INTELLIGENCE

1. SPEARMAN'S G FACTOR

  • General Intelligence (g factor) : kecerdasan umum dimana kecerdasan ini adaldh kemampuan untuk bernalar serta memecahkan masalah.
  • Specific Intelligence (s factor) : kecerdasan spesiik dimana kecerdasan adalah kelebihan di bidang tertentu seperti seni, bisnis, musik, dan sebagainya.
  • Gardner's multiple intelligence : kecerdasan terdiri dari sembilan jenis. 
a. Linguistik : kecerdasan bahasa, biasanya orang ini sebagai penulis dan pembaca.
b. Musikal : memiliki bakat dalam bermusik, biasanya orang ini sebagai pianis, musisi, dan sebagainya.
c. Logika Matematika : kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah matematika melalui pemikiran logis. 
d. Spasial atau Visual : kemampuan seseorang untuk mendeskripsikan suatu objek dalm ruang. Contohnya, seniman, pilot, dan sebagainya.
e. Gerakan Tubuh : kemampuan seseorang untuk mengendalikan tubuhnya saat bergerak. Contohnya penari. 
f. Interpersonal : kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan baik dan orang lain. Contohnya, psikolog dan manajer.
g. Intrapersonal : kemampuan seseorang untuk memahami dirinya sendiri.
h. Naturalis : kemampuan manusia yang menyukai alam dan segala sesuatu yang alami. Contohnya, peternak, ahli botani, dan sebagainya.
i. Eksistensial : kemampuan seseorang untuk mengendalikan intuisi dan mereka bertanya tentang keberadaan manusia. Contohnya, filsuf.

source : https://images.app.goo.gl/8YpsxGkaTDkWC9vU8


2. STERNBERG'S TRIARCHIC THEORY

  • Analytical : membagi atau menggolongkan aspek kecerdasan berdasarkan kemampuan individu untuk memecahkan sebuah persoalan atau permasalahan. Ini diukur dengan tes kecerdasan dan tes prestasi akademik. 
  • Creative : merupakan aspek kecerdasan yang bersifat menciptakan hal baru, ide atau inovasi. Ini mengacu pada kemampuan memproses informasi secara otomatis. 
  • Practical : kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan menggunakan informasi. Orang dengan kecerdasan practical pintar mengendalikan diri, bijaksana, dan berhasil sesuai dengan potensi keberhasilannya. 
3. TEORI CATELL-HORN-CARROLL (CHC)

Raymond Cattell berpendapat bahwa kecerdasan terdiri dari kecerdasan terkristalisasi yang mewakili pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh. John Horn mengembangkan teori Cattell, kemudian dia menambahkan keterampilan lain, yaitu visual, pendengaran, memori, kecepatan, pemrosesan, waktu reaksi, keterampilan kuantitatif, dan literasi. 

4. TEORI NEUROSIENCE

Pada teori ini daerah frontal dan parietal otak berperan penting dalam kecerdasan. Pada Teori Integrasi Pariet-Frontal (P-FIT), daerah frontal dan parietal menjadi bagian yang terkenal pada neurointelligence.

MEASURING INTELLIGENCE

1. BINET'S MENTAL ABILITY TEST

Elemen yang akan diuji pada tes binet ini adalah usia mental anak. Tes ini melakukan kerjasama dengan kolega Theodore Simon untuk melaksanakan sebuah tes yang bukan hanya membedakan antara siswa yang cepat dan lambat melainkan juga untuk anak-anak kelompok umur yang berbeda. 

2. STANFORD-BINET

Pada tes ini, Terman mengadopsi metode psikolog Jerman Willian Stren dengan membandingkan usia mental dan usia kronologis dengan uji binet. Rumus yang digunakan yaitu :
IQ = MA/CA x 100
Membagi usia mental dengan usia kronologis dan kemudian mengalikan dengan 100. Tetapi dinilai kurang efektif usia kronologis jika melewati umur 16 tahun tidak efektif karena hanya berlaku untuk anak-anak saja.

3. WECHSLER TESTS

Wechler merancang tes untuk anak usia sekolah yang lebih tua, anak-anak prasekolah, dan anak-anak yang berada di kelas awal (6-16 tahun). Terdapat empat domain kognitif tertentu, seperti skala kecerdasan dewasa wechsler, skala kecerdasan wechsler anak-anak, dan skala kecerdasan dasar dan prasekolah wechsler. 
WECHSLER INTELLIGENCE SCALE FOR CHILDREN-REVISED (WISC-R) 
Terdapat dua kelompok tes yaitu skala verbal (pengetahuan, pemahaman. perhitungan, kesamaan, dan kosa kata) dan skala performansi (kelengkapan gambar, penataan gambar, desain blok, perakitan objek dan kode).

WECHALER ADULT INTELLIGENCE SCALE (WAIS)
Ditujukan untuk orang dewasa dan bersifat individual. Terdapat enam subtes skala verbal dan lima skala fungsional. 

4. TES KONTRUKSI

Ciccarelli dan White (2015) melakukan uji reliabilitas dan validasi. Realibilitas tes dapat dinilai dari konsistensi hasil yang bias terhadap orang atau kelompok yang diuji tersebut. Validasi tes perlu memerhatikan akurasi skor keterampilan individu yang masuk akal atau tidak. 

INDIVIDUAL DIFFERENCE IN INTELLIGENCE

1. Disabilitas intelektual

Bisa diartikan sebagai seseorang yang memiliki IQ dibawah 70 dan seseorang yang berdampak pada perilaku adaptif seperti bekerja, berkomunikasi, berdandan sangat dibawah tingkat sesuai usianya. Individu dengan kondisi disabilitas ini sering disebut juga sebagai perkembangan tertunda. Berdampak pada fungsi adaptif di tiga domain, yaitu konseptual (ingatan, penelaran, bahasa, membaca, menulis, matematika, dan keterampilan akademis lainnya), sosial (empati, penilaian sosial, komunikasi, interpersonal, dan keterampilan lain yang memengaruhi kemampuan ketika bersama orang lain), dan praktis (intrapersonal, tanggung jawab pekerjaan, sekolah, manajemen uang, dan lainnya). 

2. Berbakat 

Skala kecerdasan orang berbakat terletak di ujung kurva normal, yaitu diatas IQ 130. Menurut temuan Terman, orang berbakat dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial dan pemimpin yang sering terampil. Ditemukan juga bahwa anak-anak berbakat tidak lebih rentan terhadapat penyakit mental daripada populasi umum, tetapi mereka sebenarnya lebih tahan terhadap penyakit mental daripada mereka yang memiliki kecerdasan rata-rata. 

3. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap kesuksesan seseorang daripaa kecerdasan intelektual. Seseorang yang cerdas secara emosional memiliki pengendalian diri emosi seperti kemarahan, impulsif, dan kecemasan, serta kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain.

FAKTOR PERBEDAAN INTELEGENSI INDIVIDU

1. FAKTOR BAWAAN : Intelegensi seseorang dipengaruhi oleh orang tua atau dari gen. 

2. FAKTOR LINGKUNGAN : Lingkungan dan pengalaman masa lalu dapat memengaruhi kemampuan individu. Faktor ini juga dapat dikaitkan dengan faktor lingkungan, yaitu jika seorang anak lahir dengan membawa kecerdasan orang tuanya dan memiliki lingkungan yang baik pula maka sang anak akan memiliki keterampilan yang baik pula. 

BAHASA 

Bahasa adalah suatu sistem yang menggabungkan simbol atau kata menjadi sebuah kesatuan yang memiliki makna dan bertujuan untuk saling bertukar informasi antara satu sama lain. 
Bahasa juga penting dalam proses berpikir seseorang. 

Struktur Bahasa 

1. Grammar (Tata Bahasa)

Sebuah aturan yang mengatur struktur dan penggunaan bahasa. Ini mencakup beberapa aturan kata seperti syntax, morphology, phonemes, dan pragmatics.

2. Syntax 

Sebuah aturan yang menggabungkan kata dan kalimat dalam bentuk tata bahasa yang baik dan benar. 
Contohnya pada lagu milik Feby Putri, terdapat dua lirik dengan makna yang berbeda tetapi ini tergantung dari sudut pandang pendengar atau pembuat lagu tersebut. Liriknya seperti ini 'menurutku Tuhan itu baik' atau 'menurutku Tuhan, itu baik'.

3. Morphemes 

Suatu aturan terkecil yang memiliki makna dalam bahasa.   
Contohnya menulis terdiri dari dua morfem yaitu me dan nulis.

4. Phonemes 

Bunyi dasar dalam bahasa. Contohnya huruf e pada ember dan huruf e pada jeruk, akan berbeda pengucapannya. 

5. Pragmatics 

Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain dan juga sebagai media bersosialisasi. Contohnya, ketika seorang sales mobil yang berbicara dengan seorang pembeli, maka sales tersebut akan menggunakan kata-kata yang menarik sehingga pembeli pun tergiur dengan mobil tersebut. 

6. Semantik 
Tata cara atau aturan untuk menentukan arti dari kata dan kalimat. Contohnya, 'ibu membeli baju' dan 'baju dibeli ibu', ini menunjukkan bahwa kalimat tersebut memiliki semantik yang sama. 

Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa merupakan hal yang penting juga pada perkembangan kognitif anak. Pada bayi, mereka akan mendengar bahasa dalam kehidupan sehari-hari ketika kita berbicara kepada mereka, maka pada saat itu bahasa akan mempengaruhinya. 
Tahap Perkembangan Bahasa 

1. Cooing atau mendekat : di usia sekitar 2 bulan, bayi mengeluarkan suara vokalnya. 
2. Babbling atau mengoceh : pada usia sekitar 6 bulan, bayi akan menambahkan suara konsonan pada vokal, sehingga mereka seperti berbicara.
3. One-word speech atau ucapan satu kata : sebelum atau sekitar 1 tahun, anak akan mengucapkan kata-kata yang sebenarnya. Kata yang dikeluarkan oleh anak disebut dengan holofrase, jadi pada satu kata tersebut bisa mencakup beberapa frasa. 
4. Telegraphic speech atau pidato telegrafis : usia satu setengah tahun, balita mulai merangkai kata-kata, menjadi kalimat pendek. Contohnya, Ibu minum.
5. Whole sentence atau kalimat utuh : anak-anak melewati masa prasekolah, maka pada tahap ini anak akan menggunakan istilah-istilah tata bahasa dan menambah jumlah kata dalam kalimat mereka. 

Hubungan Bahasa dan Pikiran

Dalam teori Jean Piaget, berpendapat bahwa teori konsep itu mendahului dan membantu perkembangan bahasa, artinya konsep merupakan tempat hubungan untuk menyambungkan kata-kata. Contohnya seorang anak harus memiliki konsep untuk 'Ibu' sebelum mereka dapat mendalami kata 'Mama'.

Dalam teori Vygotsky, bahwa bahasa secara aktif yang akan mengembangkan konsep-konsep dan membantu anak belajar mengendalikan perilaku-perilaku termasuk perilaku sosial (kata menolong konsep). Contoh dengan mempelajari kata 'Ibu' maka akan bermunculan makna mengenai 'Ibu' pada anak tersebut. 

Dalam teori Hipotesis Relativitas Bahasa dikatakan bahwa proses dan konsep pikiran secara relatif dikenadalikan oleh bahasa, yang artinya kata-kata yang digunakan akan menentukan bagaimana cara berpikir seseorang tentang hal-hal yang ada di sekitarnya. 


CONTOH APLIKATIF KOGNISI

1. Ketika melihat orang yang berpakaian sangat bernyentrik kita mengiranya dia adalah artis, tetapi ternyata dia seorang pengusaha yang memiliki butik. (Heuristik representatif)

2. Seorang ibu masih mencuci baju menggunakan tangan karena menurutnya mencuci dengan tangan tidak akan merusak kualitas baju. Padahal dizaman yang modern ini sudah ada mesin cuci dengan menggunakan beberapa aturan-aturan pada mesin tersebut agar kualitas bajunya tidak rusak. (set mental)

3. Ketika kita memiliki idola artis yang menggunakan narkoba, tetapi kita tetap menyangkal bahwa artis tersebut merupakan orang baik-nbaik yang tidak mungkin melakukan hal seperti itu. (bias konfirmasi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi Humanistik

Gangguan Psikologis

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI MODERN