PSIKOLOGI GESTALT DAN KOGNITIF

 

 Halo teman-teman. Jadi di blog terakhir semester 1 ini saya akan membahas mengenai materi Psikologi Gestalt dan Kognitif. Sebelumnya kenalin saya Zira Ajeng Ervianza dengan No. BP 2210322050. Selamat membaca🙌

Dosen Pengampu : Ibu Diny Amenike, M.Psi, Psikolog

PSIKOLOGI GESTALT

AWAL MULA PSIKOLOGI GESTALT

IMMANUEL KANT (1724-1804)

Kant dan Gestalt memercayai bahwa pengalaman sadar tidak dapat direduksi menjadi rangsangan sensorik dan pengalaman sadar akan berbeda dari unsur-unsur yang menyusunnya. Menurut Kant dan Gestaltists ada perbedaan antara persepsi dan sensasi, itu karena otak kita mengubah pengalaman pribadi menjadi lebih terstruktur dan terorganisir sehingga lebih bermakna dari seharusnya. Maka, informasi sensorik dihasilkan dari sifat dasar otak dan tidak tergantung pada pengalaman.

ERNST MACH (1838-1916)

Mach menyatakan dua persepsi tidak bergantung pada elemen tertentu yang menyusunnya, contohnya bentuk ruang dan bentuk waktu. Mach menyimpulkan bahwa berbagai macam elemen sensorik dapat menimbulkan persepsi yang sama. Oleh karena itu, setidaknya beberapa persepsi tidak bergantung pada kelompok elemen sensorik tertentu.

CHRISTIAN VON EHRENFELS (1859-1932)

Bersama dengan Mach, mereka percaya bahwa elemen sensori sering menggabungkan dan menimbulkan untuk pengalaman bentuk. Dan unsur-unsur tersebut tetap diperlukan dalam menentukan persepsi keseluruhan.

WILLIAN JAMES (1842-1910)

James mengatakan bahwa pencarian Wundt akan elemen-elemen kesadaran bergantung pada pandangan yang artifisial dan menyimpang dari kehidupan mental. Daripada memandang pikiran terdiri dari elemen-elemen mental yang terisolasi, James lebih mengusulkan tentang aliran kesadaran.

Dari psikologi Gestalt ini dapat dilihat bahwa psikologi Tindakan akan memengaruhinya, terlihat dari pendiri psikologi gestalt yaitu Wertheimer, Koffka, dan Kohler. Pada psikologi ini kita juga akan melihat perkembangan fisika yaitu pada psikologi teori lapangan.

PENDIRI PSIKOLOGI GESTALT

MAX WETHEIMER (1880-1943)

Ide Wetheimer adalah bahwa persepsi kita terstruktur dengan cara yang tidak dimiliki oleh stimulasi sensorik. Yang berarti persepsi kita berbeda dengan sensasi.

KURT KOFFKA (1886-1941)

Koffka menulis artikel mengenai psikologi gestalt “Persepsi : Pengantar Gestalt-Theorie” yang berisi tentang persepsi, masalah filosofis serta dalam pembelajaran dan pemikiran. Artikel ini menyebabkan keliruan bagi Psikologi AS karena menganggap Gestalt hanya tertarik dengan persepsi saja padahal itu hanya untuk serangannya terhadap Wundt.

WOLFGANG KOHLER (1887-1967)

Kohler membahas hubungan antara teori lapangan dalam fisika dan psikologi gestalt dalam bukunya yang berjudul “Dinamika dalam Psikologi”. Psikologi gestalt menjadi sangat berpengaruh di AS, saat Kofka berada di Smith College, Kohler berada di Swarthmore, dan Wertheimer berafiliasi dengan Sekolah Baru untuk Penelitian Sosial.

ISOMORFISME DAN HUKUM PRAGNANZ

PENERAPAN TEORI LAPANGAN

Menurut Gestaltists, otak mengandung bidang terstruktur dari kekuatan elektrokimia yang ada sebelum stimulasi sensorik. Apa yang kita alami secara sadar dihasilkan dari interaksi data sensorik dan medan gaya di otak. Bidang aktivitas otak mengubah data sensorik dan memberikan karakteristk data. Dapat disimpulkan, keseluruhan (medan gaya elektrokimia di otak) ada sebelum bagian-bagian (sensasi individu) dan memberikan makna pada bagian-bagian tersebut.

ISOMORFISME PSIKOFISIK

Gestaltist memperkenalkan konsep isomorfisme psikofisik, yang dijelaskan Köhler sebagai berikut: “Tatanan yang berpengalaman dalam ruang selalu structural secara identik dengan tatanan fungsional dalam distribusi proses otak yang mendasarinya” (1929/1970, hal. 61). Gagasan Gestalt tentang isomorfisme menekankan fakta bahwa medan gaya di otak mengubah data sensorik yang masuk dan data itu merupakan data yang dialami secara sadar. Kata isomorfisme berasal dari bahasa Yunani iso ( "Serupa") dan morfik ( "bentuk"). Mereka mengatakan bahwa bidang persepsi disebabkan oleh pola aktivitas otak yang mendasarinya. Meskipun pola pola persepsi dan aktivitas otak mungkin memiliki beberapa kesamaan, tetapi keduanya memiliki domain yang berbeda dan tidak dapat identic.

Dengan konsep isomorfisme, Gestalt menentang hipotesis keteguhan. Gestaltist memandang otak sebagai konfigurasi dinamis kekuatan yang mengubah informasi sensorik. Mereka percaya bahwa data sensorik yang masuk berinteraksi dengan medan kekuatan di dalam otak yang menyebabkan medan aktivitas mental menjadi konfigurasi yang terorganisir.

Menurut Gestalt, aktivitas otak yang terorganisir mendominasi persepsi kita, bukan rangsangan yang masuk ke dalam aktivitas tersebut. Sehingga keseluruhan lebih penting daripada bagian-bagiannya. ( dari atas ke bawah atau top down).

HUKUM PRAGNANZ

Prägnanz mengacu pada esensi atau makna akhir dari sebuah pengalaman. Informasi sensorik mungkin terpecah-pecah dan tidak lengkap, tetapi ketika informasi itu berinteraksi dengan medan kekuatan di otak, pengalaman kognitif yang dihasilkan menjadi lengkap dan terorganisir. Hukum Prägnanz menegaskan bahwa semua pengalaman kognitif cenderung teratur, simetris, sederhana, dan teratur sebagaimana mestinya, mengingat pola aktivitas otak pada saat tertentu.

KETETAPAN PERSEPTUAL

Keteguhan perseptual mengacu pada cara kita menanggapi objek seolah-olah mereka sama, meskipun rangsangan aktual yang diterima indra kita mungkin sangat bervariasi. Köhler, menegaskan bahwa ketetapan adalah cerminan langsung dari aktivitas otak, bukan hasil dari sensasi atau pembelajaran.

PERSEPTUAL GESTALTEN

HUBUNGAN GAMBAR-DARAT

Pembagian bidang perseptual menjadi dua bagian yaitu gambar (yang jelas , teratur, dan merupakan objek perhatian) dan latar (yang tersebar dan terdiri dari segala sesuatu yang tidak diperhatikan).

PRINSIP GESTALT DARI ORGANISASI PERSEPTUAL

1.     PRINSIP KONTINUITAS

Beberapa titik terlihat cenderung ke arah yang sama, sehingga akan direspon sebagai konfigurasi. Kebanyakan orang akan menggambarkan gambar ini sebagai terdiri dari dua garis lengkung.

2.    PRINSIP KEDEKATAN

Ketika rangsangan berdekatan, mereka cenderung dikelompokkan bersama sebagai unit persepsi.

3.    PRINSIP INKLUSIVITAS

Bila ada lebih dari satu gambar, kemungkinan besar kita akan melihat gambar yang berisi rangsangan paling banyak. Maksudnya, jika terdapat gambar kecil yang tertempel di gambar yang lebih besar, kemungkinan kita akan gambar yang lebih besar daripada yang kecil.

4.    PRINSIP KESAMAAN

Objek yang memiliki kesamaan dalam beberapa hal cenderung membentuk unit persepsi.

5.    PRINSIP PENUTUPAN

Terdapat gambar yang tidak lengkap tetapi kita akan tetap menganggapnya sebagai gambar yang lengkap.

REALITAS SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF

Koffka membedakan antara lingkungan geografis dan perilaku. Lingkungan geografis adalah lingkungan fisik, sedangkan lingkungan perilaku adalah interpretasi subjektif dari lingkungan geografis. Realitas subjektif kita akan mengatur tindakan kita lebih dari lingkungan fisik.

PENJELASAN PEMBELAJRAN GESTALT

PERCOBAAN DAN KESALAHAN KOGNITIF

Keseimbangan bisa terganggu dengan adanya masalah. Biasanya, seseorang memecahkan masalahnya secara perseptif dengan melihati lingkungan dan secara kognitif mencoba satu solusi yang mungkin akan mencapai solusi. Jadi, para Gestaltist menekankan kognitif trial and error sebagai lawan perilaku coba-coba.

PEMBELAJARAN BERWAWASAN

AHA moment = kondisi dimana kita mendapatkan ide atau penyelesaian dari suatu masalah setelah step back atau dalam kondisi lebih tenang (incubation) dari sebelumnyai namun seolah-olah spontan.  

Incubation = step back, take a break, terlihat sedang tidak melakukan apapun tetapi otak tetap bekerja 

Pembelajaran berwawasan biasanya dianggap memiliki empat karakteristik:

1.     Transisi dari presolution ke solusi tiba-tiba dan lengkap;

2.    Kinerja yang didasarkan pada solusi yang diperoleh melalui wawasan biasanya mulus dan bebas dari kesalahan

3.    Solusi untuk masalah yang diperoleh dengan wawasan dipertahankan untuk jangka waktu yang cukup lama

4.    Prinsip yang diperoleh dengan wawasan mudah diterapkan pada masalah lain

TRANSPOSISI

Belajar terjadi ketika suatu prinsip pemecahan masalah dalam satu situasi diaplikasikan kedalam masalah yang lain. Menurut Behavioris pandangan mereka tentang koneksi S-R pada proses belajar disebut sebagai absolute theory. Sedangkan gestalt lebih menekankan perbandingan antara dua stimuli dan pendapatnya disebut Relational Theory.

BERPIKIR PRODUKTIF

Wertheimer menyimpulkan tentang pemikiran produktif didasarkan pada pengalaman pribadi, eksperimen, dan wawancara dengan individu yang dianggap pemecah masalah yang sangat baik, seperti Einstein. Belajar sesuai prinsip gestalt itu didasarkan pada pemahaman dan terhakikat dari problem. Belajar semacam itu berasal dari dalam individu dan tidak dipaksakan oleh orang lain sehingga akan mudah digeneralisasikan dan diingat dalam jangka waktu yang lama.

PROSES MEMORI, JEJAK, DAN SISTEM

Proses memori adalah aktivitas otak yang disebabkan oleh peristiwa lingkungan tertentu. Jejak memori adalah sisa dari proses ingatan yang tetap diotak. Setelah jejak memori terbentuk, semua pengalaman berikutnya akan melibatkan interaksi antara proses memori dan jejak memori. System jejak merupakan jejak yang berpengaruh hasil dari sejumlah pengalaman yang terhubung.

Ingatan diatur oleh hukum Pragnanz, sehingga kita cenderung mengingat esensi pengalaman kita. Otak pun bekerja sedemikian rupa untuk membuat ingatan sesederhana dan sesimetris mungkin dalam keadaan tertentu.

TEORI LAPANGAN LEWIN

ARISTOTELIAN VS KONSEPSI SAINS GALILEA

Lewin (1935) membedakan antara pandangan Aristoteles tentang alam, yang menekankan esensi dan kategori dalam, dan pandangan Galileo, yang menekankan penyebab luar dan dinamika kekuatan.

Menurut Lewin dalam psikologi, jika beralih dari seorang Aristotelian ke perspektif Galilea akan berarti mengurangi pengertian seperti naluri, tipe, dan akan menekankan kompleks, gaya dinamis yang bekerja pada individu pada saat tertentu.

RUANG HIDUP

Ruang hidup terdiri dari semua pengaruh yang bekerja padanya di waktu tertentu. Pengaruh ini dimaksudkan dengan fakta psikologis yaitu peristiwa internal, peristiwa eksternal, dan ingatan tentang pengalaman sebelumnya. Fakta-fakta inilah yang dapat memengaruhi pemikiran dan perilaku seseorang.

Ruang kehidupan seseorang tidak hanya mencerminkan peristiwa pribadi, fisik, dan sosial yang nyata, tetapi juga mencerminkan peristiwa imajiner. Jika seseorang percaya bahwa dia tidak disukai oleh seseorang, maka keyakinan itu benar atau tidak, akan memengaruhi interaksinya dengan orang itu. Bagi Lewin, realitas subjektif mengatur perilaku, bukan realitas fisik.

KONFLIK

1.     MENGHINDARI KONFLIK PENGHINDARAN

Terjadi ketika seseorang ditolak oleh dua tujuan pada saat yang sama. Contohnya, ketika seseorang tidak cukup belajar untuk ujian dan mendapatkan nilai yang buruk.

2.    PENDEKATAN PENGHINDARAN KONFLIK

Konflik sulit diselesaikan karena hanya melibatkan satu tujuan yang membuat seseorang memiliki perasaan campur aduk. Contohnya, menu T-bone steak adalah hal yang menarik untuk dimakan tetapi itu adalah menu yang paling mahal.

                   DINAMIKA KELOMPOK

Lewin memperluas prinsip Gestalt ke perilaku kelompok. Ada beberapa kelompok yang dikemukakan oleh Lewin, Lippitt, dan White :

1.     Kelompok demokratis, di mana pemimpin mendorong diskusi kelompok dan berpartisipasi dalam membuat keputusan.

2.    Kelompok otoriter, di mana pemimpin membuat semua keputusan dan memberi tahu apa saja yang harus dilakukan.

3.    Kelompok laissez-faire, , di mana tidak ada keputusan kelompok yang dibuat dan anggota kelompok dapat melakukan apapun yang mereka inginkan.

DAMPAK PSIKOLOGI GESTALT

Psikologi gestalt dikritik karena banyak istilah dan konsep sentralnya tidak jelas dan oleh karena itu sulit dijabarkan secara eksperimental. Disamping kritik itu, teori gestalt jelas mempengaruhi perkembangan setiap aspek psikologi modern.

PSIKOLOGI KOGNITIF

Psikologi kognitif mencakup topik-topik seperti ingatan, pembentukan konsep, perhatian, penalaran, pemecahan masalah, penilaian, dan bahasa.

PERKEMBANGAN SEBELUM 1950

Perkembang ini dimulai dari JS Mill (1843-1988) yang menetapkan psikologi sebagai ilmu eksperimental dan mendorong perkembangan ilmu semacam itu. Kemudian Fechner memimpin Mill dan mempelajari peristiwa kognitif secara eksperimental. Ebbinghaus juga mempelajari pembelajaran dan memori secara eksperimental. William James yang mengutip banyak penelitian tentang kognisi. Sir Frederick Charles Barlett yang mendemonstrasikan bagaimana memori lebih dipengaruhi oleh pribadi, tema atau skema kognitif daripada hukum mekanis asosiasi. Pada awal 1926  Jean Piaget mulai menerbitkan tentang perkembangan intelektual. Gestalter yang berorientasi kognitif adalah duri untuk behavioris. Pada tahun 1948, Norbert Wiener mendefinisikan sibernetika sebagai ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi sitem pemrosesan informasi.

PERKEMBANGAN SELAMA TAHUN 1950-AN

Miller ingat bahwa selama tahun 1950-an, “kognisi” adalah kata yang kotor karena psikolog kogntif dipandang sebagai orang yang tidak jelas, tidak pernah melakukan apa pun yang dapat diuji. Miller berpendapat bahwa psikologi kognitif modern dimulai selama simposium tentang teori informasi yang disponsori oleh Massachusetts Institute of Technology pada 10-12 September 1956. Peserta simposium MIT berbuat banyak untuk membawa terminologi dan konsep teori informasi dan sibernetika ke dalam psikologi.

Beberapa contoh yaitu Allen Newell dan Herbert Simon mempresentasikan makalah tentang logika komputer, Noam Chomsky mempresentasikan . pandangannya tentang bahasa sebagai sistem aturan yang diwariskan dan diatur. Kemudian Hebb terus menunjukkan kesediaannya untuk "memfisiologikan" tentang proses kognitif dan dengan demikian terlibat dalam pertempuran dengan para behavioris. Selama tahun 1950-an, ahli teori humanistik seperti Maslow, Kelly, Rogers, dan May terus mengembangkan ide-ide mereka, seperti yang dilakukan oleh psikolog Gestalt dan psikoanalis.

PERKEMBANGAN SETELAH 1950-AN

Pada tahun 1960 Miller dan koleganya diterbitkan buku oleh Eugence Galanter dan Karl Pibram yang berjudul "plans and the structure of behavior" dimana dikatakan bahwa konsep cybermetic menjelaskan perilaku manusia yang diarahkan pada tujuan lebih baik. Pada tahun 1960 Miller dan Jerome Bruner mendirikan pusat studi kognitif di Harvard. Pada tahun 1962, Miller menerbitkan sebuah artikel berjudul "Some Psychological Studies of Grammar" (1962a), yang memperkenalkan analisis nativistik Chomsky tentang bahasa ke dalam psikologi. Pada tahun 1963 sebagai bukti sejauh mana psikologi kognitif telah berkembang dan sebagai pengakuan atas peran Miller dalam kemajuan tersebut, Miller dianugerahi Penghargaan Kontribusi Ilmiah yang dibedakan oleh APA.

KECERDASAN ARTIFISIAL

Fetzer (1991) mendefinisikan kecerdasan buatan (AI) sebagai "cabang khusus ilmu komputer yang menyelidiki sejauh mana kekuatan mental manusia dapat ditangkap melalui mesin" (hal. xvi).

Pada tahun 1950, matematikawan brilian Alan M. Turing (1912– 1954) mendirikan bidang kecerdasan buatan dalam sebuah artikel berjudul "Mesin dan Kecerdasan Komputasi," di mana dia mengajukan pertanyaan, Bisakah mesin berpikir? Krena istilah berpikir begitu ambigu, Turing mengajukan cara yang objektif untuk menjawab pertanyaannya sendiri.

Kecerdasan artifisial yang lemah mengklaim bahwa komputer hanya dapat mensimulasikan atribut mental manusia. Menurut AI yang kuat, pikiran manusia adalah program komputer, dan oleh karena itu tidak ada alasan program tidak dapat diduplikasi oleh program komputer nonbiologis lainnya. Untuk pendukung AI yang kuat, komputer tidak mensimulasikan proses kognitif manusia karena itu hanyalah duplikat.

Tetapi banyak sekali para psikolog dan filsuf yang bertentangan dengan AI yang menyebutkan manusia sebagai mesin.

PSIKOLOGI PEMROSESAN INFORMASI

Allen Newell, JC Shaw, dan Herbert Simon menandai transisi antara kecerdasan artifisial dan psikologi pemrosesan informasi. Mereka mengklaim bahwa pikiran manusia dan program komputer adalah perangkat pemecah masalah umum. Klaim ini sangat berpengaruh, dan semakin banyak psikolog mulai mencatat kesamaan antara manusia dan computer yaitu seperti keduanya sama-sama menerima masukan, memproses masukan itu, memiliki memori, dan menghasilkan keluaran. Untuk psikolog pemrosesan informasi, istilah memasukkan berarti rangsangan; keluaran menggantikan istilah tanggapan dan tingkah laku,; dan istilah seperti penyimpanan, pengkodean, pemrosesan, kapasitas, pengambilan, keputusan bersyarat, dan program menjelaskan peristiwa pemrosesan informasi yang terjadi antara input dan output. Psikolog pemroses informasi biasanya memusatkan penelitiannya pada pemikiran dan perilaku yang normal dan rasional serta memandang manusia sebagai pencari dan pengguna informasi yang aktif. Pemrosesan informasi mengikuti tradisi rasionalistik, dan, seperti kebanyakan teori rasionalis, teori pemrosesan informasi memiliki komponen nativistik yang kuat.

KEMBALINYA FAKULTAS PSIKOLOGI

Sebagian besar karena hubungannya dengan frenologi, psikologi fakultas menjadi tidak disukai dan pada dasarnya dibuang bersama frenologi. Namun dilihat dari psikologi pemrosesan informasi menandai kembalinya ke psikologi fakultas. Penemuan baru-baru ini bahwa otak diatur ke dalam banyak "modul" (kelompok sel), masing-masing terkait dengan beberapa fungsi spesifik seperti pengenalan wajah, ini juga menandai kembalinya ke fakultas psikologi.

KEMBALINYA MASALAH PIKIRAN-TUBUH

Popularitas semua jenis psikologi kognitif  termasuk psikologi pemrosesan informasi, membawa masalah pikiran-tubuh kembali ke psikologi. Para behavioris radikal “memecahkan” masalah pikiran-tubuh dengan mengasumsikan materialisme atau monisme fisik. Psikologi kognitif, mengasumsikan adanya peristiwa kognitif. Pada tahun 1970-an sejumlah psikolog pemrosesan informasi yang mencoba memahami kognisi menggabungkan upaya mereka dengan filsuf, antropolog, ahli bahasa, ahli saraf, insinyur, dan ilmuwan komputer, sehingga menciptakan ilmu kognitif.


Yeyyy Semangat UAS💪💗


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi Humanistik

Gangguan Psikologis

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI MODERN