FUNGSIONALISME

Assalamualaikum teman-teman. Jadi di blog kali ini saya akan membahas mengenai materi Fungsionalisme di Amerika Serikat. Sebelumnya kenalin saya Zira Ajeng Ervianza dengan No. BP 2210322050. Selamat membaca🙌

Dosen Pengampu : Ibu Diny Amenike, M.Psi, Psikolog

A. PERKEMBANGAN AWAL PSIKOLOGI DI AMERIKA SERIKAT

Dalam perkembangan awal psikologi di AS ada empat tahap , yaitu sebagai berikut:

TAHAP 1 : FILSAFAT MORAL DAN MENTAL (1640-1776)

Pada awal periode 136 tahun filsafat moral dan mental, psikologi dimasukkan ke dalam topik seputar etika, ketuhanan, dan filsafat. Jadi mempelajari psikologi seperti mempelajari teologi yang diterima saat itu sehingga tidak ada yang mempertanyakan lebih lanjut. Seperti semua mata pelajaran lain yang diajarkan pada saat itu, psikologi juga digabungkan dengan indoktrinasi agama.  Pengetahuan tentang psikologi hanya sebatas "menyangkut masalah jiwa".

Periode "Pencerahan Amerika" dimulai pada tahun 1714, ketika karya John Locke "Pemahaman Manusia" (1690) memiliki pengaruh yang luas. Buku ini juga memuat sejumlah topik yang bersifat psikologis, misalnya psikologi anak, hakikat kesadaran, hakikat ilmu, introspeksi, dan persepsi. Filosofi Locke juga memberikan dasar untuk logika dan psikologi yang dapat digunakan untuk mendukung keyakinan agama seseorang. Roback mengatakan ini periode "Psikologi ada demi logika, dan logika ada demi Tuhan".

TAHAP 2 : FILSAFAT INTELEKTUAL (1776-1886)

Selama tahap filsafat intelektual, psikologi menjadi disiplin tersendiri di AS, sebagian besar di bawah pengaruh Filsafat Akal Sehat Skotlandia. Filosofi Akal Sehat Skotlandia berpendapat bahwa tidak ada yang diketahui dengan pasti dan moral tidak lebih dari kebiasaan mental. Para filsuf Skotlandia juga menyatakan bahwa pemeriksaan diri atau introspeksi menghasilkan informasi yang valid dan moralitas didasarkan pada intuisi yang sudah terbukti. 

Seorang Filsuf Skotlandia, Dugald Stewart (1753-1828) menghasilkan karya buku teks Elemen Filsafat Pikiran Manusia (1792) yang berisi topik-topik seperti persepsi, memori, imajinasi, asosiaasi, perhatian, bahasa, dan pemikiran. 

Setelah itu, AS juga mulai menerbitkan buku-buku yang memiliki kemiripan dengan buku-buku para Filsuf Skotlandia, seperti karya Noah Porter yang berjudul The Human Intellect: With an Introduction Upon Psychology and the Soul (1868). Buku ini yang mewakili transisi periode ketika psikologi meninggalkan ranah filsafat dan teologi sehingga terpisah menjadi disiplin ilmu sendiri. Buku ini mendefinisikan psikologi sebagai ilmu jiwa manusia dan membahas topik-topik seperti psikologi sebagai cabang fisika, psikologi sebagai ilmu pengetahuan, kesadaran, persepsi indera, pengembangan intelek, asosiasi ide, memori, dan alasan. Buku Porter ini juga menunjukkan penekanan dalam pembahasan individu yang kemudian menjadi ciri psikologi Amerika Serikat modern.

TAHAP 3: RENAISANS AS (1886-1896)

Selama Renaisans AS, psikologi berhasil terlepas dari agama dan filosofi serta berdiri sendiri menjadi ilmu yang empiris. Dimulai pada tahun 1886, Johw Dewey yang menulis karyanya "Psikologi" , pada tahun 1887 keluar jurnal  psikologi pertama AS, dan sampai pada tahun 1890, William James yang menerbitkan karyanya "Prinsip Psikologi". Itulah yang menandai awal dari psikologi yang menekankan kepada perbedaan antar individu, adaptasi terhadap lingkungan, dan kepraktisan sehingga psikologi pada saat itu sangat relevan terhadap teori evolusi. 

Pada saat ini juga Titchner memulai program strukturalisnya yang sangat berpengaruh di Universitas Cornell (1892), yang berhasil bersaing dengan fungsionalisme selama beberapa tahun.

TAHAP 4 : FUNGSIONALISME AS (1896-SEKARANG)

Pada masa fungsionalisme di AS, sains, penekanan terhadap individu, dan teori evolusi dijadikan satu dalam aliran fungsionalisme. Sahakian (1975) mengatakan fungsionalisme dimulai tahun1896 dengan terbitnya artikel John Dewey "The Reflex Arc In Psychology" tetapi yang lain mennadai mulainya fungsionalisme dengan terbitnya buku James tentang "Prinsip Psikologi". 

Apa sih perbedaan strukturalisme sama fungsionalisme? Jadi, bagi para strukturalis, asumsi mengenai pemikiran berasal dari empirisme Inggris dan Prancis, dengan tujuan psikologi yaitu untuk memahami struktur pikiran, dan alat penelitian utama adalah introspeksi. Sedangkan bagi para fungsionalis, asumsi mengenai pikiran diturunkan dari teori evolusi , tujuannya adalah untuk memahami bagaimana pemikiran dan perilaku membantu penyesuaian organisme terhadap lingkungan, dan alat penelitian mencakup segala hal yang informatif, seperti penggunaan introspeksi, studi perilaku hewan, dan studi terhadap orang yang sakit jiwa. 

Kajian fungsionalisme mengganti fokus dari struktur kesadaran manusia menjadi fungsi kesadaran manusia.

B. KARAKTERISTIK PSIKOLOGI FUNGSIONALISTIK

  1. Kaum fungsionalis menentang apa yang mereka anggap sebagai pencapaian steril untuk elemen-elemen kesadaran yang melibatkan para strukturalis.
  2. Para fungsionalis ingin memahami fungsi pikiran daripada memberikan deskripsi statis tentang isinya
  3. Para fungsionalis menginginkan psikologi menjadi ilmu praktis, bukan ilmu murni dan mereka berusaha menerapkan temuan mereka pada peningkatan taraf kehidupan.
  4. Para fungsionalis mendesak perluassan psikologi untuk memasukkan penelitian tentang hewan, anak-anak, dan manusia abnormal.
  5. Minat para fungsionalis dalam "Mengapa" mental proses dan perilaku mengarah lengsung ke perhatian dengan motivasi.
  6. Para fungsionalis menerima kedua proses mental dan  perilaku sebagai materi pelajaran yang sah untuk psikologi dan kebanyakan memandang introspeksi sebagai salah satu alat penelitian yang valid.
  7. Para fungsionalis lebih tertarik pada apa yang membuat organisme bebrbeda satu sama lain daripada apa yang membuat mereka serupa.
  8. Semua fungsionalis secara langsung atau tidak langsung diepengaruhi oleh William James, yang sangat dipengaruhi oleh teori evolusi darwin.

C. TOKOH-TOKOH ALIRAN FUNGSIONALISME

1. WILLIAM JAMES (1842-1910)

William James adalah seorang Bapak Psikologi Modern yang mempelopori aliran fungsionalisme dengan menentang aliran strukturalisme. James membawa perhatian pada psikologi AS melalui penerbitan karyanya yaitu "Prinsip". Setelah penerbitan "Prinsip", James mulai bersaing dengan Wundt sebagai pemimpin psikologi. Berbeda dari Wundt, menurut James tujuan dari psikologi bukan menemukan elemen-elemen kesadaran, tetapi lebih menekankan kepada studi tentang kehidupan individu ketika mereka beradaptasi dengan lingkungannya, belajar hal-hal baru dari lingkungan, dan memecahkan masalah secara efisien.

Pendapat-Pendapat James :

  • Arus Kesadaran
 Dengan konsep aliran kesadaran, James menentang mereka yang sibuk mencari elemen pikiran. Ada 4 pendapat mengenai kesadaran menurut James :

  1. Kesadaran bersifat pribadi, dikatakan pribadi karena berisi mengenai tentang pengalaman individu.
  2. Kesadaran itu berlanjut/kontinu dan tidak dapat dipisah-pisah untuk analisis.
  3. Kesadaran terus berubah. Menurut James, seseorang tidak akan pernah memiliki ide yang persis sama dua kali karena aliran kesadaran yang menyediakan ide akan selalu berubah.
  4. Kesadaran itu selektif. Kesadaran dipilih untuk yang mana dipertimbangkan lebih lanjut dan mana yang akan dihambat.
Maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran itu fungsional yang bertujuan untuk membantu individu dalam beradaptasi dengan lingkungan. 

  • Kebiasaan dan Naluri
Menurut James, kebiasaan terbentuk sebagai suatu aktivitas yang berulang. Kebiasaan berfungsi karena menyederhanakan gerakan yang diperlukan utnuk mencapai hasil, meningkatkan ketepatan perilaku, mengurangi kelelahan, dan mengurangi kebutuhan pada tindakan yang dilakukan. James juga mengatakan lima prinsip untuk mengembangkan kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk, sebagai berikut :

  1. Tempatkan diri dalam situasi yang mendorong kebiasaan baik dan mencegah kebiasaan buruk.
  2. Jangan biarkan diri kita bertindak bertentangan dengan kebiasaan baru yang sedang dicoba.
  3. Jangan hanya perlahan dalam mengembangkan kebiasaan baik atau menghilangkan kebiasaan buruk.
  4. Jangan hanya niat untuk melakukan kebiasaan buruk tetapi juga disertai dengan tindakan yang sebenarnya.
  5. Paksakan diri untuk bertindak dengan cara yang bermanfaat bagi diri sendiri.

  • Diri
James membagi diri empiris(aku) menjadi tiga komponen, yaitu :

  1. Diri Material yang terdiri dari segala sesuatu yang seseorang sebut sebagai miliknya, seperti tubuh, keluarga, barang-barang diri sendiri.
  2. Diri Sosial yaitu diri yang diketahui oleh orang lain.
  3. Diri Spiritual yang terdiri dari kondisi kesadaran seseorang berupa semua emosi yang terkait dengan kesadaran dan pengalaman realitas subjektif seseorang.

Self as Knower, jadi pada diri empiris (aku) adalah orang yang dikenal dengan dirinya sendiri, tetapi ada juga aspek didalam diri yang mengetahui (aku). Maksud dari didalam diri yaitu "jiwa", "roh", dan "ego transedental".

Self-esteem, James menyimpulkan bahwa harga diri seseorang ditentukan oleh rasio hal-hal yang diupayakan dengan hal-hal yang dicapai. Harga diri = keberhasilan/pretensi. Menurut James, seseorang dapat meningkatkan harga diri baik dengan lebih berhasil atau dengan berusaha lebih sedikit.

  • Teori Emosi
 James membalikkan kepercayaan lampau bahwa emosi dihasilkan dari persepsi suatu peristiwa. Misalnya, secara lampau diyakini bahwa jika kita melihat beruang, maka kita akan ketakutan dan kita lari. Namun menurut James, jika kita melihat beruang, maka kita akan lari dan kemudian kita akan ketakutan. Menurut James, persepsi menyebabkan reaksi tubuh yang kemudian dialami sebagai emosi. Dengan kata lain, emosi yang kita rasakan bergantung pada apa yang kita lakukan.

  • Free Will
Ide tindakan mengalir segeran dan otomatis (biasa atau secar refleks) ke dalam perilaku. Proses otomatis ini berlanjut kecuali upaya mental yang dikeluarkan secara sengaja dan mempertahankan gagasan yang menarik dalam kesadaran. Jadi kita menggabungkan teori free will dan teori emosi James yaitu apa yang kita pikirkan menentukan apa yang kita lakukan, dan apa yang kita lakukan menentukan bagaimana perasaan kita. 

  • Pragmatisme
Dalam fungsionalisme, berdasarkan pragmatisme disimpulkan bahwa setiap keyakinan, pemikiran, atau perilaku harus dinilai dari konsekuensinya. Keyakinan yang membantu menciptakan kehidupan yang lebih efektif dan memuaskan patut dipegang, baik keyakinan itu ilmiah dan religius. James mempercayai, bahwa percaya pada kehendak bebas secara emosional itu akan memuaskan. 

  •  Kontribusi James untuk Psikologi
James memasukkan teori evolusi ke dalam psikologi. Dia juga menunjukkan penyimpangan besar dari psikologi murni baik voluntarisme maupun strukturalisme. Pragmatisme dalam psikologi James mengarah pada perkembangan psikologi terapan. Dia juga memperluas teknik penelitian dalam psikologi dengan tidak hanya menerima introspeksi tetapi juga mendorong tekik apa pun yang akan menghasilkan informasi yang berguna tentang manusia.

2. HUGO MUNSTERBERG (1863-1916)

Hugo adalah asisten peneliti Wundt dan menerima gelar doktor di bawah pengawasan Wundt pada tahun 1885 di usia 22 tahun. Atas saran Wundt, Munsterberg selanjutnya belajar kedokteran di Universitas Heidelberg dan menerima gelar kedokterannya pada tahun 1887. Pada tahun yang sama ia mengajar sebagai a Privatdocent di Universitas Freiburg, dimana dia memulai laboratorium psikologi dan mulai menerbitkan makalah tentang persepsi waktu, proses perhatian, pembelajaran, dan memori. Walaupun Munsterberg menjadi asisten Wundt, dia juga memiliki perbedaan pendapat dengan Wundt. Menurut Munsterberg, apa yang kita alami secara sadar berarti sebagai kemauan yang disebut dengan epifenomenon, atau produk sampingan dari aktivitas tubuh. Hal inilah yang bertentangan dengan interpretasi Wundt tentang perilaku sukarela. 

Ada korespondensi yang lebih dekat antara teori James dan analisis Munsterberg tentang perilaku sukarela. Dapat dilihat dari teori emosi James-Lange menyatakan bahwa emosi yang dialami secara sadar adalah produk sampingan (epiphenomena) dari reaksi tubuh yang ditimbulkan oleh suatu situasi. Namun, menurut Munsterberg perasaan akan tindakan yang disengaja itu dihasilkan dari kesadaran akan perilaku terselubung, atau kesiapan untuk bertindak secara terbuka yang ditimbulkan oleh suatu situasi. 

  • Psikologi Terapan
Munsterberg dengan tegas mengatakan bahwa psikolog harus bisa mengungkapkan informasi yang digunakan di dunia nyata. Dengan usahanya, Munsterberg berbuat banyak untuk menciptakan apa yang sekarang disebut sebagai Psikologi Terapan.

Psikologi terapan yang dia dalami yaitu :

  1. Psikologi Klinis. Dalam upaya untuk memahami penyebab perilaku abnormal karena Munsterberg melihat banyak orang yang sakit jiwa. Dia menerapkan "treatment" terutama pada pasien yang berharap untuk membaik, pada kasus alkoholisme, kecanduan obat, fobia, dan disfungsi seksual.  Munsterberg juga bekerja antagonisme timbal balik, yang melibatkan penguatan pikiran berlawanan dengan yang menyebabkan masalah.
  2. Psikologi Forensik. Munsterberg adalah orang pertama yang menerapkan prinsip psikologis pada masalah hukum. Dia menunjukkan bahwa kesaksian saksi mata bisa jadi tidak bisa dibenarkan karena kesan indrawi bisa jadi ilusi, sugesti, dan stres yang memengaruhi persepsi, serta ingatan tidak selalu akurat. 
  3. Psikologi Industri. Awal dari psikologi ini yaitu buku dari Munsterberg yaitu Vokasi dan Pembelajaran (1912) dan Psikologi dan Efisiensi Industri (1913). Dalam buku-buku ini, Munsterberg membahas topik-topik seperti metode pemilihan personel, metode peningkatan efisiensi kerja, serta teknik pemasaran dan periklanan. 

3. MARY WHITON CALKINS (1863-1930)

Ketika Munterberg mangambil alih laboratorium psikologi James, dia juga menjadi pengawas mahasiswa pascasarjana psikologi dan mengarahkan penelitian disertasi mereka. Salah satu mahasiswa tersebut adalah Mary Whiton Calkins. 

Dia berhasil dalam menjadi guru dan memiliki minat dalam filsafat. Pada saat itu pejabat universitas sedang mencari wanita pengajar psikologi eksperimen. Ia ditunjuk untuk mengikuti pelatihan psikologi eksperimental oleh pejabat Wellesley. Namun, penunjukan itu menimbulkan masalah karena tidak ada institusi terdekat yang menenrima mahasiswa pascasarjana perempuan saat itu.

Calkins tetap di Wellesley sampai pensiun pada tahun 1929. Selama kariri akademisnya dia menerbitkan empat buku dan lebih dari 100 artikel jurnal. Calkins juga menunjukkan kemampuan dengan bahasa asing, yang menerjemahkan bahasa La Mettrie Mesin L'Homme (Man a Machine) ke bahasa Inggris. Kontribusi utamanya pada psikologi mengenai psikologi diri versi Calkins. Bahkan tanpa gelar yang lebih tinggi, dia terpilih menjadi presiden pertama dari American Philosophical Association (1918).

4. GRANVILLE STANLEY HALL (1844-1924)

Granville Stanley Hall merupakan salah seorang yang paling berpengaruh kedua dalam bidang psikologi di AS setelah William James. Dia adalah seorang ahli teori dalam tradisi Darwinian, tetapi dia juga seorang organisator. Pada tahun 1868, dia melakukan perjalanan ke Jerman, dia belajar teologi dan filsafat. Dia juga membaca Wundt's Prinsip Psikologi Fisiologis. Kemudian pada tahun 1880 dia kembali ke AS, ia menerima posisis di Universitas Johns Hopkins. Disana dia mendirikan laboratorium psikologi kerja. Selain mendirikan laboratorium tersebut, dia juga membuat jurnal AS pertama untuk masalah psikologis, Jurnal Psikologi Amerika.

Granville menjadi presiden pertama Universitas Clark tetapi dia juga tetap menjadi profesor psikologi. Saat di Universitas Clarck, dia mengundang 26 psikolog paling terkemuka di AS untuk bertemu di Worcester untuk membentuk sebuah asosiasi psikolog. Pertemuan itu berlangsung pada 8 Juli 1892 dan mewakili berdirinya American Psychological Association (APA).

TEORI REKAPITULASI

Granville percaya bahwa setiap individu dalam hidupnya akan menghidupkan kembali semua tahapan evolusi spesies manusia. Artinya, manusia itu terbentuk dari pengulangan-pengulangan proses evolusi manusia dahulu. 

Pada tahun 1904, Hall menerbitkan buku dengan dua volume berjudul Masa Remaja: Psikologi dan Hubungannya dengan Fisiologi, Antropologi, Sosiologi, Seks, Kriminal, Agama, dan Pendidikan, yang berfokus pada berbagai topik yaitu norma pertumbuhan, perkembangan bahasa, penyakit masa kanak-kanak, kebersihan, kejahatan remaja, berbohong, pamer dan rasa malu, ketakutan, rasa ingin tahu, dan persahabatan. Hall juga memandang perempuan sebagai hal penting untuk keturunan manusia di masa depan dan menurutnya masa remaja harus menjadi waktu yang tepat untuk perempuan dilatih menjadi seorang ibu. Sehigga menurutnya, tidak masuk akal jika laki-laki dan perempuan digabungkan dalam sistem pendidikan yang sama. 

 Premis argumen Hall terhadap pendidikan yang sama berasal dari tiga perhatian rekapitulasi, yaitu sebagai berikut :

  1. Bahwa masa remaja adalah masa kritis dalam perkembangan alat reproduksi pada wanita.
  2. Bahwa remaja laki-laki membutuhkan kebebasan untuk terlibat dalam ekspresi katarsis dari impuls biadabnya.
  3. Bahwa diferensiasi seksual alami selama masa remaja adalah dasar ketertarikan di kemudian hari antar kedua jenis kelamin.
Hall juga mendorong studi remaja karena dia percaya bahwa pada tahap perkembangan ini, kebiasaan yang dipelajari selama masa kanak-kanak akn dibuang tetapi kebiasaan orang dewasa yang baru  juga belum dipelajari. Selama masa transisi ini, remaja dipaksa untuk mengandalkan naluri. Oleh karena itu, masa remaja adalah saat yang sangat tepat untuk memepelajari insting manusia. 

PSIKOLOGI DI UNIVERSITAS CLARK

31 tahun Hall sebagai presiden Universitas Clark penuh warna, psikologi mendominasi, dan Clark merupakan pesaing yang kuat dengan Harvard untuk mahasiswa dan pengajar yang terbaik. Pada tahun 1908 Hall memutuskan untuk mengundang psikolog Eropa terkemuka ke Universitas Clark untuk merayakan hari jadinya yang ke-20.

D. FUNGSIONALISME DI UNIVERSITAS CHICAGO

1. JOHN DEWEY (1859-1952)

Pendirian fungsionalisme biasanya dikaitkan dengan John Dewey. Dewey sangat dipengaruhi oleh James, hal ini terlihat dari beberapa ide fungsionalistik Dewey dari volunterism Wundt dan pengaruh James terutama untuk menegaskan dan memeperluas ide-ide tersebut. Pada masanya, dewey berguru kepada Hall, tetapi dia juga dipengaruhi oleh filsuf George S. Morris. Selain psikologi, Dewey juga menulis disertasi tentang filsafat Kant. Pada saat mengajar di Michigan, Dewey menulis Psychology (1886) yang merupakan campuran aneh dari filsafat hegelian dan psikologi fungsionalistik. Dan saat dia menjadi ketua departemen filsafat di Universitas Chicago, Dewey menulis "The Reflex Arc Concept in Psychology" (1896), ini menandai awal formal dari sekolah fungsionalisme. 

KRITIK DEWEY TENTANG ANALISIS PERILAKU DALAM ISTILAH REFLEKS

 Argumen Dewey adalah membagi elemen refleks menjadi proses sensorik, proses otak, dan respon motorik untuk analisis. Menurutnya, membagi perilaku menjadi elemen tidak lebih dapat dibenarkan daripada membagi kesadaran menjadi elemen. Ini menunjukkan pengaruh James Prinsip, Dewey mengklaim bahwa ada aliran perilaku sama seperti aliran kesadaran. Menurut Dewey juga ketiga unsur refleks harus dilihat sebagai sistem terkoordinasi yang diarahkan ke suatu tujuan dan ini biasanya berkaitan  dengan kelangsungan hidup organisme. Kemudian Dewey mendesak agar semua perilaku dapat dilihat dari segi fungsinya yaitu untuk menyesuaikan dengan lingkungannya.

Sebagai seorang evolusionis, Dewey berpikir bahwa perubahan sosial tidak dapat dihindari, tetapi dia juga percaya bahwa hal itu dapat dipengaruhi secara positif oleh rencana tindakan yang tepat. Dewey sangat berpengaruh dalam menciptakan pendidikan "Progresif" di Amerika Serikat. Dia percaya bahwa pendidikan harus berorientasi pada siswa dan bersifat praktikum sehingga tidak boleh disajikan secara lengkap. Dewey juga percaya bahwa pendidikan harus memfasilitasi kecerdasan kreatif dan mempersiapkan anak-anak untuk hidup secara efektif dalam masyarakat yang kompleks. 

Seperti yang dilakukan James, Dewey memeluk pragmatisme. Bagi keduanya, konsep filosofis abstrak hanya bermakna sejauh memiliki nilai praktis.  Pada tahun 1904, terjadi permasalahan dengan departemen Pendidikan, menyebabkan Dewey mengundurkan diri dari Universitas Chicago dan menerima janji temu di Teachers College di Universitas Columbia, dimana dia mengejar minatnya dalam pendidikan dan filsafat pragmatis.

2. JAMES ROWLAND ANGELL (1869-1949)

Angell adalah murid Dewey ketika Dewey berada di Michigan, dan setelah lulus pada tahun 1890 Angell tetap tinggal selama satu tahun pelatihan pascasarjana. Pada tahun itu dia menghadiri seminar yang diadakan oleh Dewey tentang Buku James yang baru diterbitkan “Prinsip”. Seminar tersebut mengalihkan minat utama Angell dari filsafat ke psikologi. Pada tahun 1892-1893, ia menghadiri kuliah oleh Ebbinghaus dan mulai mempersiapkan disertasi doktural tentang filsafat Kant di bawah pengawasan filsuf terkenal Hans Vaihinger (1852-1933) tetapi itu tidak pernah selesai. Pada tahun 1896, Dewey menerbitkan artikel terkenalnya tentang busur refleksi dan pada tahun 1904 Angell menerbitkan artikel yang sangat populer yaitu Psikologi : Studi Pengantar tentang Struktur dan Fungsi Kesadaran Manusia. Baik Dewey maupun Angell akhirnya menjabat sebagai presiden APA.

Tiga poin utama dalam pidato kepresidenan Angell “Provinsi Psikologi Fungsional” : 

  1. Psikologi fungsional lebih tertarik pada operasi mental daripada elemen sadar, tetapi bahkan operasi mental dalam isolasi tidak begitu menarik.
  2. Proses mental menengahi antara kebutuhan organisme dan lingkungan.
  3. Pikiran dan tubuh tidak dapat dipisahkan, mereka bertindak sebagai satu kesatuan dalam perjuangan organisme untuk bertahan hidup.
Pada saat pidato Angell, fungsionalisme adalah sekolah yang mapan, berkembang dan merupakan pesaing yang kuat untuk strukturalisme. Dengan lebih mendemonstrasikan kekerabatannya dengan teori evolusi, fungsionalisme mendorong studi tidak hanya tentang kesadaran tetapi juga perilaku hewan, psikologi anak, pembentukan kebiasaan, dan perbedaan individu. Selain itu, dengan orientasi pragmatis yang kuat mendorong penerapan prinsip-prinsip psikologis dalam pendidikan, bisnis, dan psikologi klinis

Angell adalah ketua departemen psikologi di Chicago selama 25 tahun. Di bawah kepemimpinannya, Universitas Chicago menjadi pusat fungsionalisme.

3. HARVEY CARR (1873-1954)

Hervey Carr lahir di Indiana pada tanggal 30 April, memeperoleh gelar sarjana dan magister dari Universitas  Colarado, dan mendapat gelar doctor dari Universitas Chicago pada tahun 1905 di bawah pengawasan Angell. Pada tahun 1927 dia terpilih sebgai presiden APA.

Pada tahun 1925 Carr menulis buku yaitu Psikologi : Studi Aktivitas Mental. Yang menjadi perhatian para fungsionalis pada saat itu yaitu proses pembelajaran karena belajar adalah alat utama yang digunakan dalam menyesuaikan dengan lingkungan.

Inti dari psikologi Carr disebut Tindakan adaptif, yang memiliki tiga komponen yaitu :

  1. Motif yang bertindak sebagai stimulus untuk perilaku (seperti lapar atau haus). 
  2. Pengaturan lingkungan atau situasi organisme.
  3. Respons yang memuaskan motif ( seperti makan atau minum).
Disini terlihat pengaruh teori evolusi pada fungsionalisme bahwa kebutuhan organisme harus dipenuhi agar dapat bertahan hidup. Kebutuhan memotivasi perilaku sampai suatu tindakan memenuhi kebutuhan dan saat organisme berada dalam situasi yang sama, maka organisme tersebut akan cenderung mengalami mengulangi perilaku yang efektif sebelumnya. Bagi Carr, baik persepsi maupun perilaku diperlukan dalam beradaptasi dengan lingkungan, karena bagaimana lingkungan dipersepsi menentukan bagaimana suatu organisme meresponsnya. 

Selain tindakan adaptif, Carr berpendapat mengenai bagian tentang sistem saraf manusia dan organ indera, belajar, mengamati, bernalar, kasih sayang, kemauan, perbedaan individu, dan pengukuran kecerdasan. Carr juga memiliki minat khusus dalam persepsi ruang dan menulis seluruh buku tentang topik tersebut (1935). Pada masa Carr juga menunjukkan pragmatisme yang mencirikan fungsionalisme dan kemiripan yang luar biasa dengan Wundt.

E. FUNGSIONALISME DI UNIVERSITAS COLUMBIA

1. JAMES MCKEEN CATTELL (1860-1944)

Dibawah kepemimpinan James McKeen Cattell, Fungsionalisme mengambil tampilan yang sedikit berbeda karena dipengaruhi oleh Galton. Cattell melakukan penelitian dasar di berbagai bidang seperti waktu reaksi, psikofisika, dan pengujian mental. Seperti yang telah kita tahu bahwa Cattel mengikuti Galton dengan asumsi bahwa kecerdasan dapat diukur dengan mempelajari kemampuan sensorik dan motorik. Dia juga menggunakan banyak tes yang sama seperti digunakan oleh Galton, seperti tekanan dinamometer,  perbedaan yang tidak terlihat, dan waktu reaksi.

CATTELL DAN PSIKOLOGI TERAPAN

Cattell mengatakan bahwa ilmu pengetahuan itu tidak dapat diubah, karena sebenarnya ilmu pengetahuan itu berkembang. Dengan pragmatisnya, Cattel percaya bahwa ide dan metode harus selalu dievaluasi dari segi kegunaannya. Menurut Cattell, hampir setiap orang mencoba menerapkan prinsip-prinsip psikologis dalam apa yang mereka lakukan, seperti sistem Pendidikan, gereja, sistem hukum, pemerintah, dan lainnya.

Pada tahun 1894, bersama dengan James Mark Baldwin, Cattell mendirikan jurnal psikologi AS ketiga yaitu Review Psikologis. Pada tahun 1921, Cattell Bersama dengan Thorndike dam Woodworth mendirikan Perusahaan Psikologi, yang dirancang untuk menyediakan berbagai layanan bagi pendidikan dan industry.

Namun pada 1917 Cattell memiliki hubungan yang agak negatif dengan presiden Columbia. Meskipun demikian, di bawah pengaruh Cattell, Columbia menjadi benteng fungsionalisme bahkan melampaui Universitas Chicago.

2. ROBERT SESSIONS WOODWORTH (1869-1962)

Lahir pada 17 Oktober di Belchertown, Massachusetts, Robert Sessions Woodworth lulus dari Amherst College di Massachusetts. Woodworth memutuskan untuk pergi ke Harvard untuk belajar dengan James, setelah ia membaca buku James yaitu Prinsip. Dia menerima gelar doktornya pada tahun 1897. Kemudian dia pindah ke Columbia dan memperoleh gelar doctor pada tahun 1899 di bawah pengawasan Cattell.

Seperti semua psikolog fungsionalistik, Woodworth tertarik pada apa yang dilakukan orang dan mengapa mereka melakukannya. Dia terutama tertarik pada motivasi, sehingga dia menyebut merek psikologi dinamis.

Woodworth tidak sependapat dengan mereka yang berbicara tentang penyesuaian diri terhadap lingkungan sebagai masalah rangsangan, proses otak, dan respons. Dari beberapa psikolog lain yang hanya berbicara tentang hubungan S-R (stimulus-respon) bahkan mengabaikan mekanisme otak. Dia lebih memilih hubungan antara S-O-R (stimulus-organisme-respon) untuk menunjukkan teorinya dan menekankan pentingnya organisme. Dia menggunakan istilah mekanisme seperti halnya Carr telah menggunakan istilah tindakan adaptif untuk merujuk pada cara organisme berinteraksi dengan lingkungan untuk memuaskan kebutuhan. Mekanisme atau perilaku adaptif tetap tidak aktif (dorman) kecuali diaktifkan oleh kebutuhan (dorongan) dari beberapa jenis.

Meskipun Woodworth dimasukkan diantara oara fungsionalis, ia selalu bersedia untuk melihat kedalam berbagai macam ide dan tidak mempercayai satupun dari mereka secara religious. Woodworth percaya bahwa psikolog harus menerima informasi yang valid tentang manusia tidak peduli dari mana datangnya dan dia percaya bahwa kebanyakan psikolog mempertahankan sikap jalan tengah atau eklektik seperti dirinya.

Woodworth juga memiliki prestasi yaitu dia sebagai penerima Medali Emas yang diberikan oleh Yayasan Psikologi Amerika (1956). Medali tersebut menunjukkan bahwa penghargaan itu untuk “kontribusi yang tiada bandingnya dalam membentuk takdir psikologi ilmiah.”

3. EDWARD LEE THORNDIKE (1874-1949)

Lahir di Williamsburg, Massachusetts, putra seorang pendeta Metodis. Dia memperoleh gelar sarjana di Universitas Wesleyan pada tahun 1891. Melalui pembacaan Prinsip dia menjadi tertarik dengan topik tersebut. Setelah Wesleyan dia pergi ke Harvard dan dia memperoleh gelar master pada tahun 1897. Lalu dia mendapat beasiswa di Colombia dan disertai dengan doktoralnya yang berjudul "Kecerdasan Hewan: Studi Eksperimental dari Proses Asosiatif pada Hewan," dan diterbitkan ulang pada tahun 1911 sebagai Kecerdasan Hewan. Selama karirnya Thorndike sangat produktif dan pada saat kematiannya bibliografinya terdiri dari 507 buku, monograf, dan artikel jurnal. Dia juga melakukan pekerjaan perintis tidak hanya dalam teori pembelajaran tetapi juga dalam bidang praktik pendidikan, perilaku verbal, psikologi komparatif, pengujian kecerdasan, transfer pelatihan, dan pengukuran fenomena sosiologis.

Sama seperti Galton, Thorndike memiliki kecnderungan untuk mengukur segalanya. Thorndike percaya bahwa kecerdasan sangat dapat diwariskan. Dia juga percaya bahwa pengalaman pendidikan harus dikelompokkan sesuai dengan kemampuan intelektual asli siswa. Namun Thorndike tidak percaya perbedaan gender dalam kemampuan intelektual cukup substansial untuk mendukung pendapat yang menentang pendidikan bersama antara perempuan dan laki-laki.

Karya Thorndike memiliki pengaruh yang signifikan pada psikologi dan dapat dilihat sebagai mewakili transisi dari aliran fungsionalisme ke aliran behaviorisme.

PENELITIAN HEWAN

Psikologi komparatif modern jelas dimulai dengan karya-karya Darwin khususnya dengan bukunya Ekspresi Emosi pada Manusia dan Hewan (1872/1998). Tetapi ternyata ada yang selangkah lebih maju yaitu George John Romanes (1848-1894), yang menulis Kecerdasan Hewan pada tahun 1882 dan Evolusi Mental pada Hewan (1884). Dalam bukunya yang ketiga itu, Romanes mencoba menelusuri evolusi pikiran manusia. Namun, semua bukti Romanes bersifat anekdot dan dia sering kali bersalah antropomorfisasi atau menghubungkan proses pemikiran manusia dengan hewan, bukan manusia.

Lalu pada penelitian ini terdapat dua tokoh yang berperan pada penelitian hewan. Tokoh pertama yaitu Conwy Lioyd Morgan (1852-1936). Morgan berupaya mengoreksi ekses Romanes dengan menerapkan asan yang dikenal sebagai Kanon Morgan. Tujuan dari Kanon Morgan adalah untuk menghindari antropesentrisme, yaitu keyakinan bahwa proses kognitif bukan manusia.

Lalu tokoh kedua yaitu Margaret Floy Washburn (1871-1939). Dia menerbitkan buku Pikiran Hewan yang isinya ketertarikan untuk menyimpulkan kesadaran pada hewan di semua tingkat filogenetik. Untuk mengindeks kesadaran pada hewan, dia merangkum ratusan eksperimen di berbagai bidang seperti diskriminasi sensorik, persepsi ruang, dan kemampuan belajar.

Morgan dan Washburn menjadikan psikologi komparatif lebih obyektif daripada sebelumnya, tetapi masalah tetap ada.

Untuk menyelidiki secara sistematis pembelajaran trial and eror yang dijelaskan Morgan, Thorndike menggunakan kotak teka-teki (puzzle). Kotak teka-teki ini melibatkan kucing. Kotak itu diatur sedemikian rupa sehingga jika hewan itu melakukan respons tertentu, pintunya akan terbuka dan hewan itu diizinkan melarikan diri, lalu hewan itu akan menerima hadiah berupa sepotong ikan. Dari eksperimen tersebut , Thorndike mendapat kesimpulan sebagai berikut :

  1. Pembelajaran bersifat inkremental. Artinya, hal itu terjadi sedikit demi sedikit daripada sekaligus. Dengan setiap target yang berhasil, target berikutnya dilakukan lebih cepat.
  2. Pembelajaran terjadi secara otomatis. Artinya, tidak dimediasi oleh pemikiran.
  3. Prinsip pembelajaran yang sama berlaku untuk semua mamalia. Artinya, manusia belajar dengan cara yang sama seperti mamalia lainnya.

TEORI KONEKSIONISME 

 
Thorndike percaya bahwa kesan dan respons indra dihubungkan oleh ikatan saraf. Dia juga percaya bahwa kemungkinan respon dibuat dengan adanya peristiwa sensorik tertentu (stimulus) itu ditentukan oleh kekuatan hubungan saraf antara stimulus dan respons. Teori juga digunakan untuk bagaimana koneksi saraf atau ikatan antara tayangan sensorik dan tanggapan mengubah kekuatan mereka sebagai fungsi pengalaman. 
 

HUKUM LATIHAN DAN AKIBAT 

 
Untuk menjelaskan temuan-temuan penelitiannya, Thorndike mengembangkan teori utama belajar psikologi yang terdiri dari asosiasiisme dan hedonism. Versi awal teori ini Sebagian besar terdiri dari hukum latihan dan akibat. Hukum latihan memiliki dua bagian yaitu: 
  1. Hukum Penggunaan, semakin sering sebuah asosiasi (koneksi saraf) dipraktikkan, semakin kuat jadinya.
  2. Hukum Tidak Digunakan, semakin lama sebuah asosiasi tidak digunakan , semakin lemah jadinya.

Pada teori hukum akibat, bahwa jika sebuah asosiasi diikuti dengan “keadaan yang memuaskan” maka akan diperkuat dan jika diikuti oleh “keadaan yang mengganggu” maka akan melemah. Dalam terminology modern, hukum akibat awal bahwa penguatan memperkuat perilaku sedangkan hukuman melemahkannya.

PENOLAKAN HUKUM LATIHAN DAN HUKUM EFEK YANG DIREVISI

Pada bulan September 1929, Thorndike memulai pidatonya di Kongres Psikologi Internasional dengan pernyataan dramatis “saya salah”. Penelitian telah memaksanya untuk sepenuhnya meninggalkan hukum latihannya. Dia juga membuang setengah dari hukum akibat dan menyimpulkan bahwa keadaan yang memuaskan akan memperkuat suatu asosiasi tetapi keadaan yang mengganggu tidak melemahkannya. Dalam terminology modern, Thorndike menemukan bahwa penguatan efektif dalam mengubah perilaku tetapi hukuman tidak.

Dia juga menambah komponen perilaku pada asosiasiisme yaitu mempelajari hubungan antara lingkungan dan respon perilaku. Meskipun merek psikologi Thorndike umumnya dipandang dalam kerangka fungsionalisme, tetapi adanya desakan bahwa pembelajaran terjadi tanpa ide yang membuatnya sangat dekat dengan seorang behavioris.

TRANSFER PELATIHAN

Pada tahun 1901 Thorndike dan Woodworth menggabungkan keterampilan mereka untuk memeriksa pendapat beberapa psikolog fakultas awal bahwa kemampuan pikiran dapat diperkuat dengan mempraktikkan atribut yang terkait dengan atribut-atribut tersebut.

Teori Transfer Elemen Identik menyatakan bahwa, “Sejauh mana informasi yang dipelajari dalam satu situasi akan ditransfer ke situasi lain ditentukan oleh kesamaan antara dua situasi. Jika dua situasi persis sama, informasi yang dipelajari dalam satu situasi akan yang satu akan mentransfer sepenuhnya ke situasi yang lain. Jika ada tidak ada kesamaan antara dua situasi, informasi yang dipelajari di satu situasi tidak akan bernilai di situasi lainnya.”

Thorndike tidak dapat dicap sebagai behavioris karena dua alasan, meskipun dia memiliki kecenderungan yang kuat ke arah itu.  

  1. Dia menggunakan beberapa istilah mentalistik seperti "keadaan yang memuaskan". 
  2. Kedua, dia tidak mau sepenuhnya meninggalkan analisis introspektif. Dia percaya bahwa analisis introspektif dapat memainkan peran yang berguna dalam mempelajari kesadaran manusia.

DIGANTIKANNYA FUNGSIONALISME OLEH BEHAVIORISME

Tidak seperti strukturalisme yang memudar sebagai sebuah aliran, fungsionalisme kehilangan kekhasannya sebagai sebuah aliran karena sebagian besar temuan dan metodologinya ditolak dan sebagian besar prinsip utama aliran ini diasimilasikan ke dalam semua bentuk psikologi.

Lalu lahirlah aliran Behaviorisme yang merupakan lanjutan dari strukturalisme oleh Wundt. Pada behaviorisme dikatakan bahwa aliran ini menolak unsur yang dinyatakan dalam fungsional yaitu kesadaran. Aliran ini lebih menyatakan bahwa diri mempelajari tentang perilaku yang nyata. Behaviorisme ini akan dibahas lebih lanjut di blog selanjutnya…… 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi Humanistik

Gangguan Psikologis

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI MODERN