BEHAVIORISME

 Assalamualaikum teman-teman. Jadi di blog kali ini saya akan membahas mengenai materi Behaviorisme. Sebelumnya kenalin saya Zira Ajeng Ervianza dengan No. BP 2210322050. Selamat membaca🙌

Dosen Pengampu : Ibu Diny Amenike, M.Psi, Psikolog

Latar belakang Behaviorisme

Ternyata ada beberapa hal yang menyebabkan berkembangnya behaviorisme, yaitu sebagai berikut :

  1. Percobaan parlov mengenai pengondisian klasik.
  2. Kecenderungan studi objektif tentang tingkah laku dalam psikologi.
  3. Adanya perbedaan antara dua aliran yaitu aliran strukturalisme dan fungsionalisme. 
  4. Keberhasilan penelitian pada hewan bukan manusia yang salah satunya dilakukan oleh Thorndike.

Psikologi Objektif Rusia

1. Ivan M. Sechenov (1829-1905)

Sechenov menjelaskan fenomena psikis atas dasar asosiasisiisme dan materialisme. Ia membantah bahwa pikiran menyebabkan perilaku, akan tetapi penyebab dari perilaku terletak pada stimulasi dari sensori eksternal. Perilaku ini yang dipicu oleh stimualsi eksternal dan dihasilkan dari proses fisiologis didalam otak.

Salah satu penemuan sechenov yaitu pentingnya inhibisi. Inhibisi ini merupakan mekanisme penghambatan yang ada di otak. Secara ringkasnya, inhibisi itu menjalaskan kenapa manusia seirngkali sengaja mengontrol perilaku yang ada dan pada dasarnya bersifat refleks. Contohnya, menahan dorongan bersin atau batuk. Dalam penemuannya ini, ia juga menjelaskan mengapa ada ketidaksesuaian antara intensitas stimulus dengan intensitas respon yang dihasilkan. Jawaban sechenov yaitu kadang-kadang suatu tanggapan itu dihambat sebagian atau seluruhnya, bahkan kadang tidak dihambat. Sechenov juga memiliki pendirian terhadap refleksi yang berarti bahwa setiap gerakan otot disebabkan oleh peristiwa yang mendahuluinya bukan karena perilaku spontan.

Menurut Sechenov, psikologi harus dipelajari dengan menggunakan metode fisiologi. Ia tidak mengakui metode analisis introspektif dalam memahami psikologi karen tidak akan membuahkan hasil, tetapi ia menggunakan metode fisiologi yang objektif. Dengan begitu sikologi akan menjadi ilmu yang positif dan ilmiah.

Karya Ivan M. Sechenov tidak banyak diakui dan didukung, tetapi menjadi dasar bagi perkembangan generasi selanjutnya dari ilmu neurofisiologis.

2. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

Pavlov percaya pada positivism, bahwa ia percaya fakta lebih penting daripada teori, karena fakta dapat berdiri sendiri sedangkan teori dapat dengan mudah ditolak dan digantikan. Pavlov juga sangat berdedikasi pada pekerjaan laboratorium. Seperti sechenov, dia lebih menyarankan untuk mempelajari psikologi menggunakan konsep dan teknik fisiologis. Sebelum dia mempelajari lebih lanjut mengenai psikologi dia lebih dulu mempelajari sistem pencernaan.

Pada penelitian tentang pencernaan, dahulu Pavlov mengoperasi hewan untuk mengamati organ pada hewan tersebut. Namun, banyak dari hewan tersebut yang mati dan mengalami trauma saat organnya diteliti. Dikarenakan metode ini tidak efektif, maka Pavlov mencari metode lain. Ia melakukan penelitian melalui pasien luka tembak yang selamat dengan meninggalkan lubang terbuka di tubuhnya sehingga dapat diamati. Walaupun kasus ini tidak memiliki kontrol ilmiah, tetapi cukup untuk memberikan Pavlov informasi mengenai pencernaan. Pavlov kemudian menciptakan fistula lambung  atau fistula agastrik.

Penemuan refleks yang terkondisi.

Pavlov menyadari bahwa refleksi terkondisi dapat dijelaskan dengan prinsip asosiatif dari kedekatan dan frekuensi. Refleks terkondisi awalnya disebut sebagai “refleks psikis”. Sebelumnya, dia menolak studi tentang refleks terkondisi, tetapi setelah dipelajari lebih lanjut dia menyimpulkan bahwa refleks yang terkondiis dapat dijelaskan melalui saraf dan fisiologi otak.

Sedangkan refleks tidak terkondisi itu dipicu oleh stimulus tidak terkondisi. Contohnya jika meletakkan makanan dimulut anjing yang lapar, maka akan terjadi peningkatan air liur dimulut anjing. Jadi dapat diketahui bahwa makanan adalah rangsangan tidak terkondisi dan peningkatan air liur yang adalah respon yang tidak terkondisi.

Eksitasi dan Penghambatan.

Pavlov percaya bahwa semua aktivitas system saraf pusat dapat dicirikan terhadap perangsang dan hambatan. Ia juga percaya bahwa semua perilaku bersifat refleksif yang disebabkan rangsangan sebelumnya. Pentingnya penghambat yaitu agar tidak muncul refleks tak terkondisi dan terkondisi. Pola eksitasi dan penghambat disebut Pavlov sebagai Mozaik Kortikal yang berfungsi untuk menentukan bagaimana organisme akan merespons lingkungannya pada saat tertentu.

Kepunahan, Pemulihan Spontan, dan Disinhibisi

Kepunahan akan terjadi jika stimulus terkondisi terus-menerus terjadi pada suatu organisme dan tidak lagi dikuti oleh stimulus tak terkondisi, respons terkondisi secara bertahap akan berkurang dan akhirnya menghilang. Jika suatu periode waktu dibiarkan berlalu setelah kepunahan dan rangsangan terkondisi kembali muncul, rangsangan akan memeperoleh respons yang terkondisi, ini disebut pemulihan spontan. Disinhibiton adalah fenomena yang ditunjukkan ketika setelah kepunahan terjadi, pemberian stimulus yang kuat dan tidak relevan kepada hewan menyebabkan respons terkondisi kembali. Bahwa ketakutan yang disebabkan oleh stimulus yang kuat menggantikan proses penghambatan sehingga memungkinkan kembalinya respons yang terkondisi.

System sinyal pertama dan kedua

Pavlov mengatakan bahwa semua kecenderungan yang diperoleh seseorang selama hidupnya didasarkan pada proses biologis bawaan yaitu, pada rangsangan tak terkondisi dan respon tak terkondisi yang telah diperoleh selama sejarah filogenetik suaut spesies hewan. Pavlov menyebut rangsangan (CS) yang datang untuk menandakan peristiwa penting secara biologis dengan system sinyal pertama atau “sinyal pertama dari realitas”. Namun, manusia juga belajar merespons symbol peristiwa fisik. Misalnya, kita belajar menanggapi kata api seperti yang kita lakukan saat melihat api. Pavlov menyebutnya pada kata-kata yang melambangkan realitas yaitu system sinyal kedua.

Awalnya pavlov kurang minat terhadap psikologi karena memepelajari kesadaran menggunakan introspeksi yang menolak dunia subjektif. Namun pada akhirnya Pavlov percaya terhadap psikologi melalui pendapat-pendapat dari Thorndike.

Pavlov percaya bahwa dia telah menemukan mekanisme fisiologis untuk menjelaskan asosiasiisme yang telah dibahas oleh para filsuf dan psikolog sebelumnya. Dia juga percaya dengan menunjukkan dasar-dasar fisiologisnya, dia telah menempatkan asosiasiisme pada pijakan yang objektif dan bahwa spekulasi tentang bagaimana ide-ide menjadi tekait satu sama lain dan pada akhirnya dapat berakhir.

3. Vladimir M. Bechterev (1857-1927)

Bechterev menciptakan laboratorium psikologi eksperimental yang pertama di Rusia. Seperti Sechenov dan Pavlov, Bachterev menyarankan psikologi sepenuhnya bersifat objektif, tetapi ada yang membedakan yaitu Bachterev berkonsenstrasi hampir secara eksklusif pada hubungan antara stimulasi lingkungan dan tingkah laku. Pada tahun 1907 Bechterev dan kolaboratornya meninggalkan Akademis Medis Militer untuk mendirikan Institut Psikoneurologi, yang dinamai dengan Institut Penelitian Otak VM Bechterev untuk menghormatinya.

Reflexology

Bechterev merangkum pandangannya tentang psikologi dalam Asas-Asas Umum Refleksi Manusia: Pengantar Studi Tujuan tentang Kepribadian pada tahun 1917. Refleksologi berarti studi yang sangat obyektif tentang perilaku manusia yang berusaha memahami hubungan antara pengaruh lingkungan dan perilaku terbuka. Refleksologinya mempelajari hubungan antara perilaku (seperti ekspresi wajah, gerak tubuh, dan ucapan), fisik, biologis, dan yang terpenting, kondisi sosial.

Bachterev VS Pavlov

Yang disebut sebagai refleks terkondisi oleh Pavlov, sedangkan oleh Bachterev menyebutnya dengan re ex asosiasi. Bachterev mengkritik “saliva method” (metode air liur) Pavlov karena alasan berikut :

  1. Operasi diperlukan untuk mengumpulkan cairan lambung dari perut.
  2. Prosedur Pavlov tidak dapat dengan mudah digunakan pada manusia.
  3. Penggunaan asam untuk mendapatkan respon tanpa syarat menyebabkan reaksi pada hewan yang dapat mencemari percobaan.
  4. Jika makanan digunakan sebagai stimulus tanpa syarat, hewan pada akhirnya akan menjadi kenyang dan karena itu tidak lagi merespons dengan cara yang diinginkan.
  5. Refleks Sekretori adalah bagian yang relatif tidak penting dari perilaku organisme.
  6. Refleks Sekretori tidak dapat diandalkan dan oleh karena itu sulit untuk diukur secara akurat.

Bachterev mempelajari refleks motoric. Metode yang digunakan yaitu mmetode peneyelidikan asosiasi atau refleks motoric ekstremitas dan pernapasan. Metode ini dapat diterapkan pada hewan dan manusia, terdiri dari rangsangan listrik pada kaki depan hewan dan manusia, telapak tangan atau jari-jari tangan, atau bola kaki dengan rangsangan visual, pendengaran, kutaneo muscular dan rangsangan.  Konsentarsi Bachterev pada perilaku nyata organisme lebih relevan dengan behaviorisme AS daripada penelitian Pavlov tentang sekresi.

 

JOHN B. WATSON DAN BEHAVIORISME

SARJANA

Watson berhasil diterima di Universitas Furman pada usia 15 tahun. Gurunya yang paling berpengaruh di Furman adalah Gordon B. Moore yang mengajar filsafat dan psikologi. Psikologi yang dipelajari Watson melibatkan karya Wundt dan James. Dia memperoleh gelar master pada usia 21 tahun.

Ketika ibunya meninggal, dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Chicago. Alasan memilih universitas tersebut adalah guru favoritnya (Moore) pernah belajar di Chicago.

DI CHICAGO

Di Chicago, Watson mempelajari empirisme Inggris dengan AW Moore. Watson terutama menyukai Hume karena Hume mengajarkan bahwa tidak ada yang harus tetap dan suci. Meskipun anggota fakultas yang memiliki pengaruh  terbesar pada Watson adalah fungsionalisme James Angell, tetapi fisiolog radikal Jacques Loeb juga memiliki pengaruh. Karya Angell yang mempengaruhi Watson yaitu tropisme, yaitu menunjukkan bahwa perilaku organisme sederhana dapat dijelaskan secara otomatis yang ditimbulkan oleh rangsangan. Pandangan ini akan diterapkan Watson pada manusia.

Pada tahun 1906 Watson memulai penelitiannya yang dirancang untuk menentukan informasi sensorik apa yang digunakan tikus saat mereka belajar memecahkan labirin yang kompleks.

PINDAH KE JOHNS HOPKINS

Tugas Watson di Johns Hopkins adalah untuk mengajar psikologi manusia yang masih menggunakan cara manual yaitu cara Tichener. Watson juga mendirikan laboratorium di Johns Hopkins.

Watson pertama kali secara terbuka mengumumkan pandangan behaviorisnya pada tahun 1908 di sebuah kolokium di Universitas Yale. Tetapi Watson sekali lagi dikritik habis-habisan, dan sekali lagi dia terdiam. Pada saat itu Watson tidak memiliki cukup kepercayaan untuk melawan psikologi yang lebih mapan pada saat itu.

Watson mendapatkan keberanian pada tahun 1913 untuk mengambil risiko lagi. Ketika diminta untuk memberikan serangkaian kuliah di Universitas Columbia di New York, dia menggunakan kesempatan itu untuk menyatakan kembali pandangannya tentang psikologi secara terbuka. Dia memulai ceramahnya yang sekarang terkenal yaitu "Psikologi sebagai Pandangan Ahli Perilaku" (1913) dengan pernyataan yang intinya yaitu psikologi sebagai behavioris adalah cabang eksperimental murni ilmu alam. Bentuk introspeksi bukanlah bagian penting dari metodenya.

Prestasi Watson di Johns Hopkins bahkan lebih mengesankan mengingat aktivitas profesionalnya terganggu oleh induksi ke dalam dinas militer antara 1917 dan 1919.

SKANDAL

Pengaruh Watson turun dikarenakan istri Watson yang mengetahui bahwa dia berselingkuh dengan Rosalle Rayner dan istrinya pun menggugat cerai Watson. Akibat itu, tidak ada yang menerima Watson kembali diperguruan tinggi atau universitas lainnya.

PEKERJAAN PERIKLANAN

Pada tahun 1921, Watson menikahi Rosalie Rayner, dia kehilangan pekerjaan dan bangkrut. Tetapi ada sebuah kesempatan terbuka baginya untuk bekerja di Perusahaan Periklanan J. Walter Thompson. Pada tahun 1924 Watson dianggap sebagai salah satu orang terkemuka dalam periklanan dan diangkat sebagai wakil presiden Perusahaan J. Walter Thompson. Pada tahun 1935 Watson meninggalkan Perusahaan J. Walter Thompson untuk menjadi wakil presiden Perusahaan Periklanan William Esty, di mana dia tinggal sampai pensiun pada tahun 1945 pada usia 67 tahun.

Meskipun pencapaian Watson dalam periklanan sangat luas, cinta pertamanya selalu psikologi, dan selama sisa hidupnya dia menyesali bahwa dia tidak dapat mengejar tujuan profesionalnya, terutama penelitiannya tentang anak-anak.

PSIKOLOGI OBJEKTIF WATSON

Ketika Watson menemukan psikologi objektif Rusia, dia mendapatkan dukungan di sana. Watson dan psikolog Rusia sama-sama menolak introspeksi dan penjelasan tentang perilaku yang didasarkan pada mentalisme. Artinya, keduanya berpikir bahwa kesadaran tidak bisa menjadi penyebab tingkah laku. Pendekatan Watson untuk mempelajari organisme (termasuk manusia) lebih mirip dengan pendekatan Bechterev daripada pendekatan Sechenov atau Pavlov.

Tujuan psikologi pada saat 1913 yaitu sebagai prediksi dan pengendalian perilaku. Dia juga berkata selanjutnya bahwa tujuan dari studi psikologi adalah memastikan data dan hukum dengan adanya stimulus, psikologi dapat memprediksi seperti apa tanggapannya atau di sisi lain dengan adanya respons, hal itu dapat menentukan sifat dari stimulus yang efektif. Baginya , stimulus bisa berupa situasi lingkungan umum atau kondisi internal organisme. Respons adalah apa pun yang dilakukan organisme.

 

JENIS PERILAKU DAN CARA MEMPELAJARINYA

Bagi Watson , ada empat jenis perilaku yaitu :

  1. Eksplisit (terbuka) perilaku yang dipelajari seperti berbicara, menulis, dan bermain bisbol,
  2. Implisit ( tersembunyi) perilaku yang dipelajari seperti peningkatan detak jantung yang disebabkan oleh pemandangan bor dokter gigi,
  3. Perilaku  tidak terpelajar eksplisit seperti menggenggam, berkedip, dan bersin,
  4. Perilaku tidak terpelajar implisit seperti sekresi kelenjar dan perubahan sirkulas.

Untuk mempelajari perilaku, Watson mengusulkan empat metode, yaitu :

  1. Pengamatan, baik secara naturalistic atau dikendalikan secara eksperimental.
  2.  Metode Refleksi-Terkondisi, yang telah diusulkan Pavlov dan Bachterev.
  3. Pengujian, yang dimaksud Watson adalah pengambilan sampel perilaku dan tidak pengukuran “kapasitas” atau “kepribadian”.
  4. Laporan Lisan, yang mana hal ini diperlakukan sebagai jenis perilaku terbuka lainnya.

BAHASA DAN PEMIKIRAN

Bagi Watson, berkata adalah berbuat dan berbuat. Yang mana ia kemudian menjelaskan bahwa perkataan dan pemikiran berada pada satu aspek yang sama. Menurutnya, bebricara adalah jenis perilaku terbuka dan pemikiran adalah perkataan yang bersifat subvocal yang mana hanya dapat didengarkan oleh otak saja.

Namun, pendapat Watson ini kemudian ditolak oleh Woodworth yang mempertanyakan bagaiman pula jadinya jika seseorang tahu tentang hal yang dipikirkannya tetapi tidak mampu untuk diucapkannya karena keterbatasan perktaan dan begitu pula sebliknya.

Agar konsisten dalam pandangan behavioristiknya, Watson harus mereduksi bahasa dan pemikiran menjadi beberapa bentuk perilaku. Akan tetapi, Watson tidak dapat memecahkan masalah dalam menentukan hakikat pemikiran dan dan menentukan hubungan pemikiran dengan perilaku.

PERAN NALURI DALAM PERILAKU

Sikap Watson terhadap naluri berubah secara radikal selama bertahun-tahun. Di 1914, naluri memainkan peran penting dalam teorinya.Pada tahun 1919, naluri ada pada bayi tetapi kebiasaan yang dipelajari dengan cepat meggantikan posisi naluri. Pada tahun 1925, menolak gagasan naluri pada manusia, berpendapat bahwa ada beberapa refleks sederhana seperti bersin, menangis, merangkak, menghisap, dan bernapas tetapi tidak ada pola perilaku bawaan yang kompleks yang disebut naluri. Pada tahun 1926, dalam daftar tanggapan manusia yang relatif sederhana ini, tidak ada yang sesuai dengan apa yang disebut naluri oleh psikolog dan ahli biologi masa kini. Segala sesuatu yang bias akita sebut sebagai naluri hari ini sebagian besar adalah hasil dari pelatihan (milik manusia).  Bagi Watson pengalaman dan bukan warisan yang membuat orang menjadi seperti mereka. Menurutnya ubah pengalaman, barulah seseorang dapat mengubah kepribadian. Dengan demikian posisi Watson (1926) berakhir sebagai lingkunganisme radikal.

EMOSI

Watson percaya bahwa, bersama dengan struktur dan refleksi dasar, manusia mewarisi emosi ketakutan, amarah, dan cinta. Watson percaya bahwa setiap emosi dasar memiliki pola karakteristik dari respon viseral dan kelenjar yang dipicu oleh stimulus yang sesuai. Bagi Watson, tiga aspek penting dari emosi adalah

  1. Rangsangan yang memunculkan emosi
  2. Reaksi internal
  3. Reaksi eksternal

EKSPERIMEN WATSON TERHADAP ALBERT

Latar belakang : Untuk mendemonstrasikan bagaimana emosi dapat dipindahkan ke rangsangan selain yang awalnya menimbulkan emosi, Watson dan Rayner melakukan percobaan pada bayi berusia 11 bulan bernama Albert.

Albert dihadapkan dengan seekor tikus putih, dan dia tidak menunjukkan rasa takut. Albert bahkan mengulurkan tangan dan mencoba menyentuhnya. Saat albert meraih tikus tersebut, sebatang baja di bekangnya dipukul dengan palu. Suara keras tak terduga menyebabkan albert melompat terkejut dan jatuh ke depan. Lalu ia diberikan tikus tersebut lagi dan saat hendak menyentuhnya, besi tersebut dipukul lagi dan menimbulkan reaksi yang sama seperti sebelumnya dan ia mulai menangis. Seminggu kemudian dilakukan percobaan tersebut Kembali. Yang awalnya Albert tertarik pada tikus itu, sekarang menjadi ketakutan dan ia mulai menangis.

Hasil : Watson menunjukkan bahwa pengalaman mengatur ulang rangsangan yang menyebabkan respons emosional. Semua reaksi emosional orang dewasa berkembang melalui mekanisme yang sama dalam eksperimen dengan albert (contiguity).

PETER DAN KELINCI

Peter sangat takut pada tikus putih, kelinci, mantel bulu, katak, ikan, dan mainan mekanik. Watson dan Jones pertama kali mencoba menunjukkan kepada Peter bahwa anak-anak lain bermain tanpa rasa takut dengan benda-benda yang membuatnya takut, dan ada beberapa peningkatan. Setelahnya peter mengalami demam berdarah dan harus pergi ke rumah sakit. Setelah sembuh, saat perjalanan pulang, ia dan perawatnya diserang oleh seekor anjing yang membuat ketakutan Peter menambah besar.

Watson mencoba countercondiitng pada Peter. Sutu hari Ketika Peter makan siang , seekor kelinci dalam kendang kawat dipajang cukup jauh darinya. Tempat tersebut diberi tanda dan tiap hari dipindahkan lebih dekat dengan Peter sampai suatu hari kelinci tersebut duduk di samping peter. Akhirnya peter bisa makan dengan satu tangan dan tangan satunya bermain dengan kelinci. Akhirnya ketakutan peter berkurang satu per satu. Ini adalah salah satu contoh behaviour theraphy.

MEMBESARKAN ANAK

Topik favorit dan penting menurut Watson yaitu anak-anak. Watson memberi saran membesarkan anak dengan cara memperlakukan anak sebagai orang kecil yang dewasa. Jangan pernah memeluk dan mencium mereka , jangan biarkan mereka duduk dipangkuanmu. Jika memang harus dilakukan, cium mereka di dahi ketika mereka mengucapkan good night. Jabat tangan mereka di pagi hari. Beri mereka tepukan halus di kepala jika telah melakukan tugas dengan baik dan menyelesaikan tugas sulit.

PENDIDIKAN SEKS

Watson juga banyak berbicara tentang pendidikan seks, mendesak agar anak-anak diberikan informasi yang jujur dan obyektif tentang seks.

BEHAVIORISME DAN KEHIDUPAN YANG BAIK

Dengan para fungsionalis dan kebanyakan behavioris berikutnya, Watson sangat percaya bahwa psikologi harus berguna dalam kehidupan sehari-hari, dan dia sering menerapkan behaviorisme pada dirinya dan anak-anaknya. Meskipun behaviorisme mungkin memiliki kekurangan, Watson (1924 / 1930) percaya bahwa itu bisa membuat kehidupan yang lebih baik daripada kepercayaan tradisional.

Watson berpikir bahwa behaviorisme menjadi ilmu yang mempersiapkan individu untuk memahami asas pertama dalam kehidupan yaitu perilaku dan membuat kita bersemangat dalam mempersiapkan diri untuk membesarkan anak dengan cara yang sehat dan baik.

BELAJAR

Watson menunjukkan bahwa dalam situasi belajar, percobaan selalu diakhiri dengan objek penelitian membuat respons yang benar. Maksudnya, respon yang benar cenderung lebih sering terjadi daripada respons yang salah dan semakin sering respons dibuat semakin tinggi kemungkinan itu akan dibuat lagi (law of frequency). Ini juga menunjukkan bahwa respon akhir dari sebuah organisme dalam situasi belajar akan menjadi cenderunng membuat "apa selanjutnya" dalam situasi tersebut, Watson menamakan Law of Recency.

MASALAH PIKIRAN-TUBUH

Pada saat Watson mulai merumuskan teorinya, ada empat pandangan tentang hubungan pikiran-tubuh.

  1. Interaksionis pandangan dari tipe Descartes, dan terkadang William James, telah diterima. Menurut posisi ini, pikiran dapat memengaruhi tubuh dan tubuh memengaruhi pikiran. Artinya, pikiran dan tubuh berinteraksi.
  2. Paral- psikofisiklelisme, yang menurutnya peristiwa mental dan jasmani sejajar tanpa interaksi di antara keduanya.
  3. Epiphenomenalisme. Peristiwa mental adalah produk sampingan dari peristiwa jasmani tetapi tidak menyebabkan perilaku. Artinya, peristiwa jasmani menyebabkan peristiwa mental, tetapi peristiwa mental tidak dapat menyebabkan peristiwa jasmani.
  4. Monism fisik ( materialisme), termasuk menolak keberadaan peristiwa mental (kesadaran) sama sekali.

PENGARUH WATSON

Pandangan Watson tentang psikologi memiliki dua efek jangka panjang.

  1. Dia mengubah tujuan utama psikologi dari deskripsi dan penjelasan keadaan kesadaran menjadi prediksi dan kontrol perilaku.
  2. Dia menjadikan perilaku terbuka sebagai pokok bahasan psikologi yang hampir eksklusif.

Mengenai masalah ini, pengaruh Watson begitu luas sehingga saat ini sebagian besar psikolog dapat dianggap sebagai behavioris.

Psikolog yang seperti Watson, menyangkal keberadaan peristiwa mental atau mengklaim bahwa jika peristiwa semacam itu ada, mereka bisa dan harus diabaikan, ini mewakili behaviorisme radikal. Secara lebih umum, behaviorisme radikal adalah keyakinan bahwa penjelasan perilaku tidak dapat berupa peristiwa internal yang tidak teramati.

Perilaku sudah biasa masuk dalam peristiwa kognitif atau fisiologis yang dianggap terjadi di dalam organisme. Psikolog seperti itu mewakili behaviorisme metodologis, tipe kedua dari behaviorisme. Meskipun behaviorisme metodologis jauh lebih populer dalam psikologi kontemporer daripada behaviorisme radikal, tetapi behaviorisme radikal masih sangat hidup.

Meskipun posisi Watson akhirnya menjadi sangat populer, selalu ada psikolog terkemuka yang menentangnya. Salah satu lawannya yang paling gigih adalah WilliamMcDougall.

 

WILLIAM MCDOUGALL (TIPE LAIN DARI BEHAVIORISME)

McDougall berperan penting dalam mendirikan British Psychology Society dan Jurnal Psikologi Inggris dan bertugas merawat tantara dengan masalah mental selama Perang Dunia I.

Delapan tahun McDougall di Amerika Serikat, tetapi dia tetap merasam tidak disukai di AS. Beberapa alasannya yaitu :

  1. Usahanya untuk mempromosikan psikologi yang menekankan naluri dalam iklim psikologi AS yang semakin anti-naluri.
  2. Adanya sentiment anti-Inggris di AS pada tahun 1920an.
  3. Mencoba menguji teori Lamarck tentang karakteristik yang diperoleh ketika teori itu sebagian besar telah dibuang.
  4. Kesediaannya untuk mengeksplorasi fenomena paranormal seperti mental telepati.
  5. Fakta memiliki kepribadian yang garang.

DEFINISI PSIKOLOGI MCDOUGALL

Mcdougall termasuk orang pertama yang mendefinisikan Kembali psikologi sebagai ilmu perilaku. McDougall juga mempertanyakan nilai introspeksi dan menyerukan studi objektif tentang perilaku manusia dan hewan bukan manusia. Tidak seperti Watson, McDougall tidak menyangkal pentingnya peristiwa mental. McDougall berpikir bahwa seseorang dapat mempelajari peristiwa semacam itu secara objektif dengan mengamati pengaruhnya terhadap perilaku. Menurut perbedaan sebelumnya antara behaviorisme radikal dan metodologis, maka McDougall adalah seorang behavioris metodologis

PURPOSIVE BEHAVIOR

McDougall (1923) memepelajari purposive behavior yang berbeda dari perilaku refleksif dengan cara berikut :

  1. Purposive behavior adalah spontan. Artinya, tidak seperti perilaku refleksif yaitu perilaku tidak perlu dipicu oleh stimulus yang diketahui.
  2. Dengan tidak adanya rangsangan lingkungan sehingga bertahan untuk waktu yang relatif lama. 
  3. Purposive behavior itu bervariasi.
  4. Purposive bahavior berakhir ketika tujuan tercapai.
  5. Purposive behaviour menjadi lebih efektif dengan latihan. Perilaku trial and error bersifat purposive bukan refleksif.

PENTINGNYA INSTING

Menurut McDougall, semua organisme termasuk manusia dilahirkan dengan sejumlah naluri yang memberikan motivasi untuk bertindak dengan cara tertentu. Naluri memiliki tiga komponen yaitu :

  1. Persepsi. Ketika sebuah insting aktif, orang tersebut akan memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kepuasannya. Misalnya, orang yang lapar akan menghadiri acara yang berhubungan dengan makanan di lingkungannya.
  2. Tingkah laku. Ketika suatu insting aktif, orang tersebut akan cenderung melakukan hal-hal yang mengarah pada kepuasannya. Artinya, orang tersebut akan terlibat dalam perilaku yang memiliki tujuan atau bertujuan sampai kepuasan tercapai.
  3. Emosi. Ketika sebuah insting aktif, orang tersebut akan merespon dengan emosi yang sesuai pada peristiwa lingkungan yang berhubungan dengan kepuasan atau kegagalan untuk memuaskan insting tersebut. Misalnya, saat lapar, seseorang akan menanggapi makanan atau peristiwa terkait makanan (seperti bau makanan) dengan emosi positif (seperti perasaan bahagia) dan peristiwa yang mengurangi kepuasaan  (seperti tidak punya uang) dengan emosi negatif (kesedihan).

Menurut McDougall, sebagian besar perilaku sosial manusia diatur oleh sentiment atau konfigurasi kecenderungan naluriah.

PERTEMPURAN BEHAVIORISM

Perbedaan pandangan Watson dan McDougall :

1. McDougall mengatakan bahwa naluri adalah disposisi bawaan yang ketika aktif akan merasakan kegembiraan emosional dan bertindak relatif untuk memuaskan keinginannya dan kebutuhan insting. Sedangkan Watson mengatakan bahwa naluri tidak berperan dalam perilaku manusia dan psikolog harus melepaskan diri dari naluri.

2. Watson menolak pentingnya penguatan dalam pembelajaran, mengatakan bahwa pembelajaran dapat dijelaskan dalam hal prinsip asosiatif kedekatan, frekuensi, dan keterkinian. Sedangkan McDougall, alasan manusia mempelajari kebiasaan berpikir dan beperilaku adalah karena dapat  memenuhi kebutuhan naluriah. McDougall percaya bahwa penguatan dalam bentuk pengurangan kebutuhan merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psikologi Humanistik

Gangguan Psikologis

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI MODERN